Mohon tunggu...
debby faradila
debby faradila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Universitas Airlangga

Universitas Airlangga Biologi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Sri Lanka Bangkrut, BBM Hanya Bertahan 5 Hari Lagi!

27 Juni 2022   19:57 Diperbarui: 22 Juli 2022   22:16 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Baru-baru ini dunia dibuat simpati kepada negara tetangga kita yaitu Sri Lanka. Sri lanka sendiri merupakan sebuah negara dengan jumlah penduduk kurang lebih 22 juta berada di sebuah pulau di sebelah utara Samudra Hindia di pesisir tenggara India. Negara ini dikabarkan bangkrut dan mengalami krisis ekonomi karena runtuhnya perekonomian negara lagi-lagi akibat dari utang negara tersebut dan dapat dikatakan sebagai krisis ekonomi terburuk sejak memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1948 serta diperpuruk akibat pandemi Covid-19 yang mengakibatkan semua roda perekonomian di negara-negara dunia menjadi jatuh.  Apalagi negara yang memiliki pemasukan terbesarnya dari sektor pariwisata atau turis asing, pasti sangat merasakan dampak dari pandemi Covid-19. Jadi tidak heran jika beberapa negara di dunia rentan mengalami krisis salah satunya yang telah melanda negara Sri Lanka ini. Di perkirakan krisis ekonomi yang melanda negara Sri Lanka ini aka berlanjut sampai akhir tahun 2023.

Hal tersebut tentu saja sangat berdampak pada kehidupan masyarakat pada negara tersebut. Mulai dari kehidupan sehari-hari yang sederhana sampai kehidupan yang kompleks. Pada negara tersebut dampaknya dimulai dari terhambatnya proses belajar mengajar dan penutupan beberapa akses layanan masyarakat selama 2 bulan, dan  kekurangan obat-obatan. Parahnya digadang-gadang Bahan Bakar Minyak (BBM) di negara itu hanya bertahan 5 hari kedepan saja, padahal kita tahu BBM sangat menunjang dan dibutuhkan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Menganggapi hal tersebut para pejabat di Negara Sri Lanka melakukan sebuah kebijakan, yaitu BBM sementara hanya untuk transportasi umum dan mendesak saja misalnya bis, kereta api, dan mobil-mobil medis. Ditambah negara-negara pengekspor minyak enggan mengekspor minyaknya ke negara Sri Lanka ini karena negara Sri Lanka ini mempunyai hutang yang besar dari perusahaan minyak negara tersebut.

Diperparah dengan krisis yang lainya mulai dari keuangan, energi, pangan, dan kesehatan. Untuk menghadapi krisis tersebut yang bisa dilakukan masyarakat Sri Lanka hanya lah mengandalkan bantuan dari pemerintah untuk dapat bertahan hidup. Runtuhnya ekonomi di negara ini membuat Sri Lanka membutuhkan 6 miliar dolar Amerika Serikat untuk beberapa bulan kedepan. Upaya lain seperti berdiskusi dengan Dana Moneter Internasional (IMF) juga tengah dilaksanakan. Uang tersebut rencananya akan digunakan untuk menopang cadangan negara, membayar tagihan impor, dan menjaga kestabilan mata uang guna solusi dari krisis ekonomi pada negara tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun