Trump mungkin menjadi pusat perhatian, tetapi tantangan yang lebih luas tetap ada. Misalnya, isu-isu seperti perubahan iklim, keamanan energi, hingga ancaman teknologi baru seperti serangan siber semakin mendesak NATO untuk memperluas fokusnya.
Pelajaran dari Den Haag
Pada akhirnya, pertemuan di Den Haag mencerminkan terobosan dalam pengeluaran pertahanan dan solidaritas melawan Rusia. Namun, di balik layar, pertemuan ini adalah penyeimbangan hati-hati untuk mencegah satu orang menggagalkan aliansi. Dalam konteks NATO saat ini, ancaman terbesar tidak selalu datang dari Moskow, melainkan dari ketidakpastian internal.
Diplomasi, pada akhirnya, adalah seni untuk menyatukan berbagai kepentingan dalam satu forum. Dengan latar belakang ini, keberhasilan pertemuan di Den Haag menunjukkan bahwa meski Trump menciptakan tantangan unik, NATO mampu beradaptasi dan terus bergerak maju. Pertanyaannya, sampai kapan strategi ini bisa berhasil? NATO harus terus mencari cara untuk menjaga relevansi, tidak hanya dengan anggotanya, tetapi juga di panggung global yang semakin kompleks.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI