Mohon tunggu...
Deandra Azharia
Deandra Azharia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Politik - Universitas Brawijaya

Deandra Azharia Karanka 215120500111019

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Agama dan Tantangan Radikalisme

28 November 2021   16:08 Diperbarui: 28 November 2021   16:13 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai Agama dan Tantangan Radikalisme, Radikalisme dapat diartikan sebuah aliran yang memiliki tujuan untuk menciptakan sebuah perubahan terhadap tatanan yang sudah ada yang melakukan kekerasan terhadap hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran yang ia merasa benar. Radikalisme sebagai sebuah paham dengan arah yang sesat menyebabkan banyak kesalahpahaman dimata masyarakat. 

Dengan mengatasnamakan agama Islam, kelompok-kelompok radikal telah melenceng jauh dari ajaran yang sebenarnya. Aksi-aksi radikalisme yang banyak terjadi seperti pengeboman, ada beberapa alasan kenapa seseorang tersebut menjadi anggota dari kelompok radikal. Selain ada itu 2 bentuk radikalisme sepanjang sejarah agama islam dan banyak upaya- upaya yang dapat dicegah untuk menjauhi radikalisme pada diri masing-masing.

Radikalisme yang merupakan sebuah aliran atau paham tertentu dengan tujuan untuk menciptakan perubahan secara signifikan serta revolusioner di bidang politik dan sosial. Dimulai dari sebuah aliran, yang selanjutnya lahir gerakan-gerakan dengan semboyan dan simbol-simbol tertentu dengan menagatasnamakan agama. 

Dalam Islam istilah "khilafah", "jihad", "mati syahid" dan negara keislaman menjadi istilah-istilah yang populer dan digunakan untuk menarik simpati banyak orang, sehingga organisasi atau perkumpulan yang memiliki motto seperti itu mulai mencari dan melakuka regenerasi anggota organisasi tersebut.

Tindakan dari radikalisme yang membawa nama agama pada aksi yang dilakukannya membuat tantangan baru bagi umat islam. Banyak media dan pandangan yang membuat islam tersudur dan imbas dari radikalisme tersebut muncul banyak stigma yang kurang baik untuk umat islam. Contohnya islam radikal, fundamentalisme, terorisme, ekstrimis, dan militan.

Agama pada hakikat sebenarnya bertujuan untuk memberikan kedamaian untuk umat manusia, saling menghormati dan menghargai antar umat beragama dan tidak ada kejahatan didalamnya. Pada kelompok radikalisme ini banyak melakukan aksi-aksi yang tidak memiliki nilai kemanusiaan, aksi yang mereka lakukan ganya dalih dengan dasar nilai ajaran agama. 

Pada ideologi biasanya kelompok radikalisme akan menggunakan kekerasan kepada masyarakat untuk memenuhi tujuan-tujuan dan memberikan peringatan kepada pemerintah bahwa akan ada aksi yang bersifat politik, keagamaan dan ideologi.

Jika dalam pandangan islam, perilaku yang mengandung unsur kekerasan, demi mempertahankan sebuah hal dapat disebut sebagai pemberontak atau "al-baghy". Jika dikaitkan dengan hukum agama islam, pemberontak merupakan tindak kejahatan yang jika pada jaman dajulu akan mendapatkan hukuman mati. Pemberontak tidak hanya masuk ke kejahatan saja, tetapi berzina, menganiaya, merampas sesuatu miliki orang lain, keluar dari agama islam, dan membunuh juga dapat disebut pemberontakan.

Ada beberapa alasan seseorang menjadi radikal diantaranya yaitu untuk kepentingan diri sendiri, dan menyangkut atas ideologi serta finansial orang tersebut. Kelompok radikal tentu akan menjanjikan sebuah keuntungan kepada orang-orang yang bergabung dengan kelompok radikal, misalnya menjanjikan agar finansial orang tersebut tercukupi. Alasan lainnya yaitu memiliki ketertarikan terhadap propaganda politik yang dibuat oleh kelompok radikal tersebut, dan banyak alasan-alasan lain yang membuat seseorang menjadi bagian dari kelompok radikal terutama jika sudah menyangkut bidang politik, yang membuat banyak orang menjadi apatis terhadap etika para pelaku politik yang membuat radikalisme sebagai jalan pintas.

 * Bentuk-bentuk Radikalisme

 Ada beberapa bentuk-bentuk radikalisme, yang pertama yaitu gerakan radikalisme yang ada sejak abad 12 H yang berasal dari arab dengan pimpinan Muhammad bin Abd al-Wahhab, gerakan radikalisme ini dikenal dengan gerakan Wahabi yang akhirnya membentuk aliran salafisme. Tokoh utama dari aliran salafisme ini adalah Ibnu Taimiyah, orang-orang yang tergabung dengan aliran salafisme ini berpedoman dengan mahzab hambali yang biasanya ketat dan literal. Aliran salafisme ini memiliki tujuan memurnikan ajaran agama islam dan mengajak para kaumnya untuk kembali kepada ajaran Al-Quran serta sunnah-sunnah nabi untuk diamalkan. Tetapi seiring berjalannya waktu aliran salafisme ini berada pada dimensi purifikasi credo dan ritual dan juga bersinggungan dengan dimensi intelektual dan politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun