Mohon tunggu...
djarot tri wardhono
djarot tri wardhono Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis apa saja, berbagi dan ikut perbaiki negeri

Bercita dapat memberi tambahan warna

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lamun Ijen - Banyu Langit

2 Juli 2020   11:20 Diperbarui: 2 Juli 2020   11:22 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kutanggapi dengan dingin.

***

Janjine lungane ra nganti suwe suwe/ Pamit esuk lungane ra nganti sore/ Janjine lungo ra nganti semene suwene/ Nganti kapan tak enteni sak tekane

Tepat pukul tiga. Aku sudah menunggu di Bandara Blimbingsari. Semenjak kamu berangkat, aku tak berniat untuk menghubungimu. Yang kupegang adalah tiket penerbangan pulang-pergimu.

Dan 30 menit lagi pesawat akan landing. Kutunggu di pintu keluar, seperti janji dan tiketmu. Memang tak ada telepon juga kirim pesan. Tak ada berita yang kuterima setelah kamu terbang. Penumpang pertama pun keluar, dengan ranselnya. Penumpang kedua, ketiga, keenam, ketujuhbelas.... Batang hidungmu belum juga tampak.

Setelah lebih satu jam menunggu.

“Itu penumpang terakhir’, kata satpam yang kutanya.

Kamu tak beri kabar. Kenapa batal. Janji terbang kembali ke blambangan, sekadar janjimu.

Hujan tiba-tiba turun.Biarkan rintik ini, “biarkan ia dinginkan panas hatiku’, gumamku dalam hati.

Kucoba hubungimu, namun hanya nada panggil tanpa jawab. Semakin basah bajuku dihujani banyu langit.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun