Mohon tunggu...
djarot tri wardhono
djarot tri wardhono Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis apa saja, berbagi dan ikut perbaiki negeri

Bercita dapat memberi tambahan warna

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bayangan Bungkul

19 November 2019   20:17 Diperbarui: 19 November 2019   20:17 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Semua akan  terasa bermakna apabila kesan manis itu tlah lewat. Hikmah indah kan mendalam dengan cerapan tak temeram. Jejak jelas tampak saat itu, berselang perlahan alur memudar dan tersisa kelebat bayang.

***

Tak pernah kulupakan, saat itu di pertemuan konferensi nasional kita bertemu dan berkenalan. Tempat konferensi tak pernah kulupa juga, tak jauh dari Taman Bungkul, taman kebanggaan warga Surabaya dan unggulan Walikota Surabaya. Kamu bawakan materi yang menarik mengenai rekayasa lalu lintas, cuma tak kuingat detail judul penelitianmu. Waktu itu, dengan pede kamu sajikan hasil penelitianmu. Cukup menarik. Kesan pertama dari paper yang disajikan kemudian kesan kedua dari ketetapan hatimu dalam menyampaikan pemilikiran dan kesan ketiga terserah penonton yang mengikuti konferensi itu.

Kamu mewakili universitas dari wilayah timur di Jawa. Rombongan mahasiswa kesarjanaan yang datang dan ikut mempresentasikan penelitian-penelitiannya yang sangat beragam. Aku datang sendiri saja, aku datang memang nggak terlalu semangat. Inginku, aku bisa melepaskan kepenatan penelitian tesisku. Meski panas Surabaya tapi karena niatku itu, tak terasa gerah bagiku. Surabaya menjadi bercuaca anomali, terik tapi sejuk hatiku bisa melepaskan sejenak kejenuhan yang kualami akhir-akhir waktu itu.

Target dan model yang kubangun di penelitian, belum bertemu bentuk yang kuharapkan. Lagi, temuan yang merupakan kebaruan dari studi tak kunjung ditemukan. Nyaris putus asa, seakan jalan buntu kutemui, membentur tembok berkali. Kupikir, refreshing akan memberikan jalan terang dan celah tuk memecehkan kebuntuan ini.

Aku datang sebagai mahasiswa magister, yang kuambil di kota pelajar. Aku hadri sendiri dan memang tak ada teman yang kuajak ikut dalam konferensi ini. Dari kampusku, memang ada yang ikut mempresentasikan karyanya, tapi memang mereka bukan seangkatan denganku juga ada anak S1 yang kulihat mereka adik-adik angkatanku.

***

Konferensi dibuka dengan penyampaian hasil penelitian para profesor. Menarik dan luar biasa hasil yang dipaparkan, namun aku dalam kondisi tidak seratus prosen nyimak. Pikiranku melayang-layang, bak layangan ditiup angin tak berarah. Ideku terapung-apung di alir tenang, tak ada riak apapun sehingga hanya terdiam begitu saja. "Ide.....oh, ide.....kemanakah engkau berada?" Ditengah lamunanku itu tak terasa sidang pleno konferensi, lewat begitu saja. Tanpa ada kesan yang tertangkat dalam otakku.

Setelah makan siyang, dengan menu nasi kotak. Nasi kotak berhiaskan sebutir telur bulat putih dengan hiasan merah balado. Merah putih, terhiasi hijau sayur kangkung yang ditumis. Meski dikukung dalam box, kunikmati menu itu dengan lahap. Sejenak kulupakan tekanan penelitianku. Tak kusadari kamu duduk satu bangku saat kumakan ini. Aku baru ngeh setelah semua yang tersaji habis kusantap, entah kamu memperhatikan aku menjajah sajianku.

"hai, nanti masuk di komisi mana?"

"aku di komisi manajemen dan rekayasa lalu lintas"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun