Beberapa hari lalu, saya mendapat ajakan berbagi pada sebuah komunitas perempuan muda Papua. Undangan dan ajakan berbagi itu, segera saja menemukan konteksnya di saat sedang membaca buku seorang tokoh perempuan pendidik di Nabire, tempat saya lahir dan besar.
Buku berjudul "Papua Nafasku, Nabire Jiwaku" ditulis oleh Binsera Pretty S Rogi ini sudah sa cari dari lama. Beruntungnya, seorang kawan saat SMP dan SMA, menawarkan mengirimkan bukunya. Kawan saya bernama Theresia Lien atau biasa kami panggil Echa. Terima kasih e.
Biografi empat belas bagian tentang Jacoba Johana Rumadas, atau biasa dipanggil Mama Nona. Mengisahkan perjalanan hidup sederhananya bervisi besar membangun orang lain, terutama perempuan, tanpa membeda-bedakan latar belakang. Di akhir masa berkarya, ia menjadi kepala asrama sebuah asrama perempuan di Nabire. Kebanyakan warga asrama adalah para remaja putri dari daerah Paniai dan sekitarnya.
Mengingat Nabire adalah kota lahir dan besar saya, maka sosok Mama Nona adalah sosok familiar. Tetapi setelah membaca kisahnya, sa baru tau rekam jejak dan kiprah Mama Nona. Luar biasa.
"Ketika kita bekerja, kita harus memiliki komitmen melayani, bukan hanya untuk mendapatkan materi semata. Kita harus mengembangkan sumber daya, sehingga kita akan menjadi orang Papua yang mandiri." Itu sudah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI