Mohon tunggu...
Dayu Rifanto
Dayu Rifanto Mohon Tunggu... Dosen - @dayrifanto | Menulis, membaca dan menggerakkan.

Tinggal di Sorong, Papua Barat. Mahasiswa S3 Pendidikan Masyarakat. Fasilitator, penulis dan penggerak literasi. Mengelola inisiatif literasi, pengembangan kapasitas diri dan perpustakaan anak. Surel dayurifanto@gmail.com | linktr.ee/dayrifanto

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Leonardus Tumuka : Membaca Membuat Pikiran Terbuka

20 Desember 2021   17:44 Diperbarui: 7 Januari 2022   21:23 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : Leonardus Tumuka

Membaca Membuat Pikiran Terbuka.

Sewaktu masih kecil, saya suka membaca buku cerita tentang Kancil yang cerdik dan Buaya, Kura-kura dan Monyet, serta sangat senang mendengarkan dongeng dari orang tua.

Saat ini beberapa buku yang akrab saya bawa bersama saya, antara lain tentang pengembangan dan pemberdayaan masyarakat, ada juga buku-buku motivasi yang senang saya baca misalnya 'Berpikir dan Berjiwa Besar,''Alkitab' serta buku-buku pertanian dan biografi orang -- orang yang dapat dijadikan contoh dan model pembelajaran yang baik.

Pada cerita dongeng misalnya, kita diajarkan untuk menjadi pribadi yang baik dan banyak akal dalam menghadapi berbagai situasi hidup yang mungkin tidak menentu, tetapi juga tetap rendah hati ketika berhasil dalam melakukan sesuatu.

Sementara pada buku pengembangan masyarakat, kita diajarkan bagaimana metode pengembangan masyarakat yang baik.

Demikian juga Alkitab yang mengajarkan kita untuk senantiasa berbuat baik. Terkadang, jika membaca, kalau ada yang ganggu sa suka marah, karena sedang asik dengan buku.

Ketika saya membaca, semua pikiran saya menjadi lebih terbuka untuk mengetahui banyak hal, itu sebab orang yang suka baca buku akan mengetahui banyak hal, mulai dari hal kecil sampai hal besar sehingga anak Papua gemar membaca itu penting dan harus.

Jika kilas balik waktu kecil dulu, hidup saya tidak lepas dari jaring, mancing untuk tangkap ikan. Saya hidup di tepian sungai gorong-gorong di Timika.

Saat saya masih kecil, orang tua sering sering sakit, dampaknya ke sekolah saya, terkadang masuk dan tidak masuk, sehingga bisa dibilang sekolah saya tidak lancar waktu kecil.

Ketika saya tidak punya tempat mancing dan menjaring ikan karena perusahaan telah merubah lokasi pencarian menjadi bendungan, saya bertekad harus bersekolah baik dan belajar secara sungguh-sungguh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun