Mohon tunggu...
Kebijakan

Matinya Komunis China pada masa pemerintahan Deng Xiaoping

18 Desember 2018   22:51 Diperbarui: 19 Desember 2018   04:10 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

EKSISTENSI LOMUNIS CHINA PADA MASA KEPEMIMPINAN DENG XIAOPING

Deng Xiaoping adalah sosok penting yang menancapkan tonggak bagi pertumbuhan ekonomi Cina di akhir abad ke-20. Walaupun berulang kali menegaskan bahwa ia selalu setia pada komunisme, para analis kerap berpendapat sebaliknya. 

Bagi mereka, kebijakan-kebijakan Deng justru bercorak liberal. Deng sempat menempuh pendidikan di Perancis pada awal 1920-an. Di sebuah komune bernama La Garenne-Colombes, barat laut Paris, ia bertemu dengan para calon pejuang revolusi Cina lain seperti Zhou Enlai, Nie Rongzhen, Cai Hesen, dan Zhao Shiyan. Sekembalinya ke kampung halaman, Deng aktif dalam gerakan revolusioner Marxis yang berpusat di Wuhan dan Shanghai. 

Perjuangan melawan gerakan nasionalis Kuomintang ia mulai dari Guangxi pada 1929, lalu ke daerah-daerah lain. Karier politiknya terbilang moncer. Di masa-masa akhir revolusi, ia menjadi tokoh kunci dan dekat dengan para elite Partai Komunis Cina (PKC). Deng dikenal sebagai propagandis ulung di tubuh tentara. Ide-ide Mao ia terjemahkan menjadi fondasi perjuangan partai hingga akhirnya RRC berdiri pada 1949 Deng menjadi salah satu korban represi selama Revolusi Kebudayaan. 

Meski sudah menghilang dari publik, ia tetap saja diserang oleh para pendukung radikal Mao. Namun, Deng tergolong lebih beruntung ketimbang banyak warga Cina lain yang dipersekusi rezim, terutama mereka yang tak mendukung revolusi. Revolusi tersebut menjumpai batu sandungan saat Mao meninggal pada 9 September 1976. Deng secara bertahap muncul sebagai pemimpin pengganti, namun saat itu kekuasaan pindah sementara ke tangan Hua Goufeng. Didukung lingkaran internal PKC, sebelum dekade berganti ke era 1980-an, kekuasaan Deng berhasil melampaui Hua dengan cara mengisi sejumlah jabatan penting.

Kamerad yang Pro-Ekonomi Pasar

Permulaan liberalisasi ekonomi bukan terjadi dari area perkotaan, tetapi justru di pedesaan. Para petani masih bertanggung jawab atas tanah yang dimiliki negara, namun rezim Deng mendorong para petani lebih fleksibel dalam memilih komoditas pertanian, lebih menyesuaikan kondisi alam, dan tidak lagi direpotkan dengan urusan birokratis yang amat terpusat seperti yang berjalan di era Mao. Revolusi Kebudayaan menghasilkan bencana kelaparan massal. 

Ada sejumlah faktor penyebab. Restrukturisasi ekonomi ala Deng menanggulangi masalah ini sebab produktivitas petani meningkat. Bahan pangan mudah didapat---bahkan untuk daging babi, daging angsa, dan komoditas-komoditas yang sebelumnya dianggap mewah. Program terpenting Deng adalah Zona Ekonomi Khusus (Special Economic Zones/SEZ). 

SEZ merupakan model produksi terpusat di sebuah area dengan menyasar dunia internasional sebagai mangsa pasarnya. Lambat laun pemodal asing datang sebagai investor maupun distributor. Pemerintah lokal meraup untung dari pajak dan biaya administrasi. Salah satu daerah yang terkenal di awal program SEZ diluncurkan adalah Shenzen, lalu pelan-pelan berekspansi ke daerah-daerah lain. Sejak 1980-an, gagasan Deng tentang sosialisme ala Cina dimasukkan sebagai salah satu kurikulum wajib di kampus-kampus. PKC menjadikannya sebagai panduan kebijakan utama sejak Pleno Ketiga Kongres Nasional PKC ke-11 pada 1978. Ia juga ditetapkan sebagai ideologi panduan dalam Konstitusi PKC pada 1997 dan kemudian dicatatkan ke dalam konstitusi negara.

Ambivalensi Deng Xiaoping

Namun, era Deng, yang merentang sepanjang lebih dari satu dekade, juga tak lepas dari kekurangan. Menurut Caryl, sebagaimana liberalisasi ekonomi di banyak negara, muncul kesenjangan ekonomi sebab tak semua daerah kebagian "kue" SEZ. Pengangguran meningkat di beberapa wilayah, sementara eksploitasi besar-besaran mulai melahirkan berbagai masalah lingkungan. Namun, era Deng, yang merentang sepanjang lebih dari satu dekade, juga tak lepas dari kekurangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun