Sego atau Nasi Kropohan merupakan salah satu kuliner khas Kabupaten Demak, kuliner tersebut peninggalan era Kerajaan Demak Bintoro dan menjadi masakan favorit para Raja Demak kala itu. Menilik dari maknanya, kropohan dalam bahasa Jawa berarti campuran. Seperti namanya, sego kropohan terdiri dari campuran daging kerbau, waluh (labu) dan gori (nangka muda) dengan kuah bening yang sangat segar dengan topping bawang goreng dan cabai rawit hijau.
Daging kerbau sebagai bentuk toleransi atas keberadaan umat Hindu yang berada di Kabupaten Demak tempo dulu. Saat dicicipi tekstur daging kerbau dan labu terasa empuk. Bumbu kuahnya terasa gurih dan tidak kental. Perpaduan bawang putih dan kemiri membuat citarasa kuah kropohan mirip sup bening.
Saat ini, nasi kropohan dapat ditemui saat hajatan warga masyarakat demak dan juga di Jalan Bhayangkara dekat RSUD Sunan Kalijaga, Demak. Tetapi banyak juga masyarakat demak belum mengetahui akan keberadaan Nasi Kropohan yang menjadi salah satu ciri khas kuliner di kabupaten Demak, terkhusus nya anak muda Demak.
Dengan itu pada Juni 2025, Dinas Pariwisata Kabupaten Demak kembali memperkenalkan kepada masyarakat lokal maupun nasional melalui ajang bergengsi Anugerah Pesona Indonesia (API). Kehadiran Nasi Kropohan di kompetisi ini menjadi langkah strategis untuk melestarikan kuliner tradisional sekaligus meningkatkan kebanggaan daerah.Â
Dengan mengikuti API (Anugerah Pesona Indonesia) diharapkan Nasi Kropohan semakin dikenal luas, tidak hanya sebagai hidangan legendaris Demak, tetapi juga sebagai warisan kuliner Indonesia yang patut dijaga, dilestarikan dan dapat dinikmati oleh semua kalangan bukan hanya orang jaman terdahulu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI