Mohon tunggu...
David Hadrian Avellino Putra
David Hadrian Avellino Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa D3-Teknik Konversi Energi Politeknik Negeri Semarang

Saya suka Teknologi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Inovasi Turbin Angin Untuk Energi Terbarukan

7 Oktober 2025   21:35 Diperbarui: 7 Oktober 2025   21:35 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Zaman saat ini, di tengah upaya global untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, perkembangan teknologi turbin angin menjadi salah satu inovasi paling menjanjikan di bidang Teknik Konversi Energi. Turbin angin, yang mengubah energi kinetik angin menjadi listrik melalui rotor dan generator, telah berevolusi dari desain sederhana menjadi struktur raksasa yang efisien untuk pembangkit listrik skala besar. Latar belakang kemajuan ini didorong oleh kebutuhan akan sumber energi bersih yang stabil, terutama di negara-negara dengan potensi angin tinggi seperti wilayah pesisir Indonesia. Saya rasa, inovasi ini bukan hanya soal teknik, tapi juga cara kita menjaga keseimbangan lingkungan dengan meminimalkan emisi karbon dari sektor energi. Maka dari itu, para insinyur Teknik Mesin perlu mendalami desain turbin agar bisa disesuaikan dengan kondisi lokal.

Saat membahas lebih dalam, inovasi terkini seperti turbin angin offshore dengan bilah lebih panjang dan material komposit ringan bisa menghasilkan daya hingga 15 MW per unit, jauh lebih tinggi daripada turbin daratan konvensional yang hanya 2-3 MW. Teknologi ini memanfaatkan angin laut yang lebih konsisten, sehingga cocok untuk Indonesia yang memiliki garis pantai panjang dan potensi energi angin mencapai 60 GW. Tapi, tantangan utama masih ada, seperti biaya instalasi di laut yang mahal dan dampak terhadap ekosistem laut, yang membuat adopsi lambat di negara berkembang. Menurut saya, kerjasama antara Teknik Mesin dan ilmu kelautan bisa mengatasi ini dengan merancang turbin yang mengapung dan ramah lingkungan. Selain itu, integrasi dengan sensor AI untuk prediksi angin akan meningkatkan efisiensi konversi hingga 40%, memastikan pasokan listrik yang lebih andal bahkan saat angin lemah.

Sebagai penutup, perkembangan teknologi turbin angin dalam konversi energi ini membuka peluang besar untuk masa depan yang lebih berkelanjutan, asal didukung oleh kebijakan dan investasi yang tepat. Kesimpulan saya, Teknik Mesin harus memimpin inovasi agar teknologi ini tidak hanya kuat, tapi juga bisa diakses oleh komunitas pesisir yang sering mengalami pemadaman listrik. Dengan begitu, kita bisa kurangi impor energi fosil dan dorong ekonomi hijau di daerah terpencil. Pemerintah sebaiknya berikan subsidi untuk proyek offshore, sementara insinyur terus kembangkan sistem hybrid angin-surya untuk hasil optimal. Pada akhirnya, penerapan luas turbin angin akan jadi kunci mencapai target energi terbarukan 23% pada 2025, menjadikannya bagian penting dari kehidupan sehari-hari kita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun