Mohon tunggu...
David Bekam
David Bekam Mohon Tunggu... Konsultan - Inovator yg hidup dengan inovasinya

Inovasi membuat yg tidak mungkin menjadi mungkin www.nzpro.co.id

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Manjakan Anak dengan Kemandirian

25 November 2015   07:48 Diperbarui: 26 November 2015   23:07 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya mau berbagi pengalaman hidup keluarga saya, karena menceritakan pengalaman hidup orang lain terasa kurang greget , karena bukan kami pelakunya.

Saya menikah dengan mantan pacar saya 23 th yang lalu, kalau melihat photo pernikahan ,saya melihat anak-anak kog berani menikah.....he he he usia saya 24 th dan istri 23 th, kami masih "hijau" tapi kami berdua buat perjanjian engga tertulis ,bahwa pernikahan kita adalah keinginan kita sendiri, kebahagiaan juga milik kita sendiri, kesusahan juga adalah resiko yang harus diterima, sehingga bila ada masalah, bila ada selisih paham, engga boleh lebih dari 12 jam sudah harus baikan, bila siang hari berselisih paham, sore hari sudah baikan demikian juga kalau malam ribut, bangun tidur sudah baikan, dan selama 23 th menjalani pernikahan saya dan istri bisa jalani rasanya menyenangkan, dan membahagiakan.

Perbedaan

Saya terlahir dari keluarga sederhana etnis Tionghoa sunda, lahir di Bandung, besar di Bogor, sedangkan istri saya terlahir dari Suku Minahasa, lahir di Tombatu Minahasa Tenggara Sulawesi Utara, lebih populer di sebut orang Manado, lalu besar di Bogor, saya di besarkan oleh ibu tunggal, istri saya dibesarkan dikeluarga Manado Sukses, jadi latar belakang kami berbeda, didikan keluarga berbeda, pola pikir juga berbeda, dan terakhir kelamin kami jufa berbeda...he he he ya harus berbeda kalau sama mah namanya pernikahan sejenis...he he he , dengan perbedaan yang banyak kami punya 1 kesamaan yaitu ingin membangun pernikahan yang bahagia,dengan cara saling memberi bahagia, dan itu rahasia kebahagiaan pernikahan kami.

Sehingga saya suka miris, kalau nonton acara tv terutama acara infotaiment tentang perceraian artis...dengan mudahnya mengatakan kami sudah tidak ada kecocokan, ya bagaimana mungkin bisa cocok ,karena semua nya saja pasti berbeda, dan sepertinya sudah menjadi kewajaran bila ketidak cocokan menjadi alasan.

Mendidik anak

Kami dikaruniai 3 anak, anak pertama dan anak ke dua adalah anak kembar, sekarang sudah umur 22 tahun, yang bungsu cantik sekarang umur 17 th, wajah anak anak saya perpaduan dari muka Manado sedikit Tionghoa, saya Nitip jejak hanya mata yang sipit....he he he yang lain ikut ibunya yang cantik, sehingga perbaikan keturunan sudah terjadi, he he he

Saya ingat karena kita berdua sudah bertekad untuk menikmati pernikahan dengan segala resikonya ,saat kehamilan pertama dibulan ke 6 ,saya dan istri putuskan pindah rumah ,jauh dari ibu dan mertua, saya hanya tinggal berdua dengan istri dan asisten rumah tangga saja, sehingga saat anak kembar kami lahir, hanya kami berdua yg mengurusnya tanpa keterlibatan orang tua kami, bayangkan baru pertama punya anak langsung 2 anak Tuhan kasih, luar biasa reportnya,  dan kami menikmatinya luar biasa, ikatan emosional kami sangat kuat, sedari kecil si kembar diajarkan untuk saling berbagi, kalau berkelahi kami tidak mencari yg benar atau yang salah, hukuman nya adalah berpelukan.....sampai mereka bosan untuk berantem, selanjutnya si kembar dari umur 3 tahun sampai sekarang engga pernah berantem ,mereka selalu berbagi dan saling mengalah, berbeda dengan anak ke 3 sibungsu, yang saat kecil banyak yang ikut campur mengurus nya, ada kakak saya juga ibu saya yang selalu menolong, sehingga anak bungsu saya sedikit berbeda sifat dari ke dua kakaknya, tetapi tetap anak yang baik dan tetap anak yang menyenangkan, hanya sedikit kurang mandiri saja, dan itu tetap tanggung jawab kami berdua untuk membimbing mereka sampai dewasa.

Sedari mereka kecil saya terlalu sibuk sama pekerjaan, sehingga saya jarang punya waktu sama mereka, saat saya berangkat kerja, mereka masih tidur, saat saya pulang kerja mereka sudah pulas, sehingga praktis ibunya yang mengurus dan mendampingi mereka, sedari TK anak anak kami ajarkan mandiri, kami antar lalu tinggalkan di sekolah, lalu dijemput saat pulang, saat mereka masuk kelas 1 SD mereka ikut kendaraan antar jemput, dan soal PR mereka sudah mandiri sedari kecil, kami engga pernah suruh mereka bikin PR , yang mereka tahu kalau engga mengerjakan PR akan di hukum didepan sekolah, jadi mereka engga mau di hukum dan mereka tahu sebab akibat nya, kami datang kesekolah hanya saat pengambilan raport saja, Puji Tuhan anak anak cukip pandai, bahkan yang no 2 selalu juara kelas, itu berlanjut sampai SMP, SMA dan Kuliah, mereka sangat mandiri, saya dan istri hanya menyiapkan biayanya saja, semua mereka urus sendiri.

Sikembar sudah pisah dengan kami sedari SMA karena mereka mengeluh soal sekolah nya di Gorontalo yang tertinggal dengan Manado , sehingga mereka saya ijinkan tinggal kost di Manado untuk bersekolah di SMA unggulan di sana, sedangkan kami masih tinggal di Gorontalo, lalu mereka minta pindah sekolah ke Bandung karena merasa pelajaran nya tertinggal dari teman-teman nya yang bersekolah di Bandung,  sehingga kelas 2 SMA Mereka saya pindahkan ke salah satu sekolah unggulan di Bandung, dan karena mereka berasal dari sekolah daerah, maka mereka harus lulus test disekolah yang baru, hasil test memperlihatkan mereka tertinggal 3 bulan mata pelajaran , sehingga gurunya bilang anak bapak kalau dalam 3 bulan engga bisa mengikuti pelajaran maka akan turun kelas, saya tanya sama si kembar, dijawab oleh anak kedua, tenang aja....kami bisa kejar pelajaran dan akan kami buktikan. Singkat cerita dalam semester 3 anak-anak malah masuk rangking 10 besar, mereka bisa kejar semua mata pelajaran yang tertinggal, lalu menjadi murid yang cukup disayang sama guru dan disayang sama teman-teman nya karena mereka biasa menolong kalau ada temannya yang kesulitan mengerti tentang mata pelajaran, mereka akhirnya bisa lulus dengan nilai memuaskan dan anak kami yang ke 2 bisa masuk universitas Parahyangan tanpa test masuk, kalau yang sulung punya talenta di musik , saat ini dia pemain saxophon yang cukup baik.

Saya selalu tanamkan tanggung jawab pada Sikembar,  saat mereka umur 17 th , saya kasih nasehat bahwa apapun yang mereka lakukan, itu akan jadi resiko kalian sendiri, kalian buat kekeliruan konsekuensi nya kalian harus tanggung...tapi kalian tetap anak papa, papa tidak akan membela kalau kalian salah, papa akan membela kalau kalian benar, jadi saya tanamkan mereka untuk tahu sebab akibat dari apapun perbuatan mereka, dan terbukti mereka menjadi anak yang punya tanggung jawab dan mandiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun