Mohon tunggu...
Firdaus Cahyadi
Firdaus Cahyadi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Firdaus Cahyadi, penikmat kopi dan buku. Seorang penulis opini di media massa, konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana di Media, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Untuk layanan pelatihan dan konsultasi silahkan kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial

HUT Ke-76: BNI di Persimpangan Jalan

27 Juni 2022   09:32 Diperbarui: 27 Juni 2022   09:58 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Bulan Juli 2022, BNI berusia 76 tahun. Usia yang tentu saja tidak muda lagi. Sebuah usia yang harusnya lebih matang dan bijaksana. Sayang, di usia ke-76 itu bank papan atas milik negara itu justru masih memilih mendanai energi kotor batu bara. 

Padahal, bukan rahasia lagi bahwa batu bara penyebab polusi udara dan krisis iklim. Bukan hanya itu, beberapa tambang batu bara dan PLTU juga menimbulkan konflik dengan masyarakat sekitarnya.

Data International Energy Agency (IEA) memperkirakan tambang batu bara Indonesia menghasilkan 1, 18 juta ton metana, yang setara dengan 101 juta ton CO2. Jumlah ini hampir dua kali lipat emisi CO2 Jakarta. Bayangkan, betapakotornya energi batu bara yang masih didanai oleh BNI ini.

Beberapa waktu yang lalu, BNI memang menerbitkan Green bond. Green bond itu diklaim sebagai bukti bahwa BNI menjadi salah satu pelopor green banking (bank hijau: bank yang peduli terhadap kelestarian alam).  

Tapi, itu hanya sekedar gimmick marketing saja. Tanpa adanya komitmen untuk menghentikan pendanaan ke proyek batu bara, green bond itu hanya sekedar gimmick marketing. gimmick adalah sesuatu berupa alat atau trik yang berguna untuk menarik perhatian dengan mengelabui pihak lain yang menjadi target audience dalam komunikasi.

Mengutip data dari Moody's Investor Service, pada tanggal 23 November 2021, perusahaan tambang batu bara ABM Investama mengumumkan bahwa mereka mendapatkan pinjaman sebesar 100 juta USD dari dua bank BUMN, salah satunya adalah bank BNI. 

Sebelumnya, pada April 2021, Bank BNI terlibat dalam pemberian kredit sindikasi pada Adaro. Adaro sendiri merupakan produsen batu bara terbesar kedua di Indonesia yang memiliki cadangan batubara sebesar 1, 1 miliar ton.  

Dapat dikatakan, di usianya ke-76, BNI sedang ada di persimpangan jalan antara paradigma usang yang terus memupuk laba dengan mendanai energi kotor batu bara dengan daya rusaknya terhadap alam, atau berhenti mendanai energi kotor itu dan mulai beralih, dengan sungguh-sungguh, mendanai energi terbarukan yang bersih. 

Jika CEO (Cief Executive Officer) BNI masih memilih untuk mempertahankan paradigma usangnya dengan mendanai energi kotor batu abra, cepat atau lambat, bank itu akan menjadi bagian dari pihak-pihak yang ikut mendanai kerusakan alam. Usia ke-76 adalah babak baru sejarah bank milik pemerintah itu. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun