Keajaiban Sedekah: Kisah Petani Miskin yang Diguyur Emas dari Langit
Oleh : M. IQBAL DAULAY (KETUA PW NW SUMUT (DOSEN STAI SUMATERA MEDAN))
Di sebuah perkampungan yang subur, hiduplah seorang petani miskin bernama Abu Abdillah. Abu Abdillah dikenal sebagai sosok yang sangat taat beribadah. Setiap hari, ia tidak pernah meninggalkan salat lima waktu, selalu membaca Al-Qur'an, dan gemar bersedekah, meskipun yang ia miliki tidak seberapa. Jika ia memiliki sebutir kurma, separuhnya akan ia berikan kepada fakir miskin. Ia juga tidak pernah luput dari puasa sunah dan senantiasa berzikir, memohon ampunan dan rahmat dari Allah SWT.
Suatu ketika, musim paceklik tiba. Hujan tak kunjung turun, dan tanah menjadi kering kerontang. Tanaman Abu Abdillah layu, dan ia semakin kesulitan memenuhi kebutuhan keluarganya. Namun, keyakinannya kepada Allah tidak pernah goyah. Ia tetap tekun beribadah, bahkan lebih meningkatkan sedekahnya. Ia percaya bahwa rezeki adalah urusan Allah, dan janji-Nya tidak akan pernah diingkari.
Melihat kondisi Abu Abdillah yang serba kekurangan namun tetap dermawan, tetangganya yang kaya raya, Haji Mansur, merasa iba sekaligus heran. Haji Mansur adalah seorang saudagar yang sangat perhitungan dan jarang bersedekah. Ia bertanya kepada Abu Abdillah, "Wahai Abu Abdillah, mengapa engkau terus bersedekah di tengah kesulitanmu ini? Bukankah lebih baik kau simpan hartamu untuk keluargamu?"
Dengan senyum tipis, Abu Abdillah menjawab, "Wahai Haji Mansur, aku bersedekah bukan karena aku kaya, tetapi karena aku tahu bahwa sedekah tidak akan mengurangi harta. Sebaliknya, ia akan melipatgandakan rezeki. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, 'Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.' (QS. Al-Baqarah: 261). Aku percaya pada janji-Nya."
Haji Mansur hanya menggelengkan kepala, tidak memahami keyakinan Abu Abdillah.
Beberapa waktu kemudian, keajaiban terjadi. Suatu malam, setelah Abu Abdillah selesai menunaikan salat tahajud dan berdoa dengan khusyuk, ia bermimpi. Dalam mimpinya, ia diperlihatkan sebuah tempat di ladangnya yang kering, dan terdengar suara berkata, "Galilah di tempat ini, engkau akan menemukan rezeki yang telah Allah sediakan untukmu."
Ketika terbangun, Abu Abdillah merasa hatinya lapang dan yakin bahwa itu adalah pertanda dari Allah. Pagi harinya, tanpa ragu, ia pergi ke tempat yang ditunjukkan dalam mimpinya dan mulai menggali. Setelah beberapa saat, cangkulnya membentur sesuatu yang keras. Ia terus menggali dan menemukan sebuah guci besar yang penuh dengan dinar emas!
Abu Abdillah sangat terkejut dan bersyukur. Ia tidak pernah membayangkan akan mendapatkan harta sebanyak itu. Ia segera menyadari bahwa ini adalah balasan dari Allah atas ketekunannya dalam beribadah dan kedermawanannya. Ia tidak menggunakan semua harta itu untuk dirinya sendiri. Sebagian besar ia gunakan untuk membantu orang-orang miskin di desanya, membangun masjid, dan mendirikan sumur agar masyarakat tidak lagi kesulitan air.