Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Paradigma Sukses Bekerja dan Meniti Karier

25 Januari 2023   02:54 Diperbarui: 25 Januari 2023   03:03 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Photo : istockphoto.com

Sudah merupakan pengetahuan umum bahwa salah satu modal utama untuk mendukung kesuksesan  masa depan seorang anak di masa depan adalah mempersiapkan pendidikan yang baik, memilih sekolah yang favorit, serta mendorong anak memperoleh nilai ujian yang memuaskan.

Tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan yang baik akan mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam meniti karir dan bekerja, karena dalam rekrutmen calon karyawan masih lajim dilakukan dengan terlebih dahulu mempertimbangkan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) calon karyawan, khususnya bagi fresh graduate, dan yang memperoleh status Cum Laude akan diprioritaskan.

Namun berdasarkan pengalaman du dunia kerja selama ini, baik di perusahaan bisnis maupun organisasi yang berorientasi non profit, nilai atau prestasi yang dicapai sebelumnya di lembaga pendidikan formal bukan merupakan jaminan menentukan kesuksesan seseorang di dunia kerja.

Kaum profesional bidang Human Resources Development umumnya sepakat menyebut bahwa faktor penting menentukan kesuksesan karyawan dalam bekerja adalah ketekunan, kemampuan bertahan menghadapi hambatan, serta memiliki sikap optimisme.

Kemampuan bertahan di tengah hambatan serta kemampuan memecahkan masalah berupa hambatan dan bangkit dari hambatan tersebut merupakan soft skill terpenting pendukung kesuksesan seorang karyawan. Skill ini lajim disebut sebagai Adversity Quotient yang erat kaitannya dengan kecerdasan emosional atau  Emotional Quotient (EQ), yaitu kemampuan mengendalikan diri untuk tidak gampang menyerah, tetapi mampu bangkit dari sebuah hambatan maupun kegagalan.

Artinya untuk mendukung kesuksesan seorang karyawan dalam dunia kerja bukan melulu karena faktor IQ (Intelegensi Quotient) yang tinggi, tetapi dominan karena mempunyai faktor EQ atau kemampuan mengelola perasaan.

Oleh karena itu dalam merekrut calon karyawan umumnya perusahaan menentukan syarat penting yang harus dipenuhi oleh seorang calon karyawan adalah memiliki kemampuan menghadapi tekanan (under pressure).

Memenuhi syarat ini dianggap sebagai kriteria yang sangat penting harus dimiliki oleh seorang calon karyawan karena dalam dunia kerja perusahaan akan selalu menghadapi tantangan, dan dibutuhkan kemampuan seorang karyawan untuk mampu bertahan menghadapi tantangan itu, sendiri dibutuhkan keterampilan untuk mengatasi tantangan tersebut.

Kemampuan menghadapi dan mengatasi tantangan tersebut diibaratkan sebagai seorang pendaki gunung  (The Climber), yaitu tidak gampang menyerah, serta memiliki sikap optimisme.

Seorang pendaki gunung sejati tau persis bahwa dalam melakukan pendakian menguras tenaga, melelahkan, penuh resiko ancaman bahaya serta butuh rasa percaya diri tinggi. Walaupun sadar atas adanya tantangan berat serta butuh perjuangan berat mencapai puncak gunung, para pendaki gunung tetap melakukan pendakian dengan tekat yang bulat karena sadar betul bahwa upaya kerasnya akan memberikan kepuasaan tersendiri yang tidak ternilai dengan apapun jika sudah berada di puncak tertinggi gunung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun