Â
Ciri yang unik dan komitmen terhadap keunikan sekolah merupakan hal yang penting karena akan membantu melindungi dan menumbuhkan dunia kehidupan sekolah.Â
Meminjam dari filsuf dan sosiolog Jrgen Habermas (1987), kita mungkin menganggap kehidupan sebagai nilai, tradisi, makna, dan tujuan sekolah.Â
Situasi terbaik kehidupan sekolah akan menentukan strategi dan inisiatif apa yang akan digunakan oleh sekolah tersebut untuk mencapai target mereka (Sergiovanni 2000). Kehidupan sekolah mencakup tradisi, ritual, dan norma yang menentukan budaya sekolah.Â
Kehidupan sekolah berbeda antara satu sekolah dengan sekolah lain. Perbedaan ini menjadi dasar untuk mengembangkan karakter unik sekolah.Â
Seiring dengan pembentukan karakter sekolah, kapasitas sekolah untuk melayani kebutuhan intelektual, sosial, budaya, dan hak siswa sebagai warga negara dan komunitasnya juga meningkat.
Karakter sekolah juga penting karena terkait dengan efektivitas. Efektivitas sekolah dapat didefinisikan secara luas sebagai pencapaian tingkat perhatian pedagogis yang lebih tinggi, mengembangkan hubungan yang ditandai dengan kepedulian dan kesopanan, dan mencapai peningkatan kualitas kinerja siswa yang diukur dengan tes tradisional dan penilaian lain.Â
Hubungan antara karakter sekolah dan definisi efektivitas sekolah telah didokumentasikan dengan baik (misalnya, Bryk dan Driscoll 1988; dan Hill, Foster dan Gendler 1990).Â
Intinya adalah bahwa karakter menambah nilai suatu sekolah dengan berkontribusi pada pengembangan berbagai bentuk sumber daya manusia. Ada dua bentuk modal manusia yang sangat penting adalah; modal sosial dan modal akademik.
Pertama, Modal Sosial
Modal sosial terdiri dari norma, kewajiban, dan kepercayaan yang dihasilkan oleh hubungan kepedulian antara orang-orang di sekolah, komunitas, lingkungan, atau masyarakat (Coleman 1988, 1990).Â
Ketika siswa memiliki akses ke modal sosial yang mereka butuhkan di sekolah dan di rumah, mereka menemukan dukungan yang mereka butuhkan untuk belajar.Â