Mohon tunggu...
Hendrikus Dasrimin
Hendrikus Dasrimin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Kunjungi pula artikel saya di: (1) Kumpulan artikel ilmiah Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=aEd4_5kAAAAJ&hl=id (2) ResearchGate: https://www.researchgate.net/profile/Henderikus-Dasrimin (3)Blog Pendidikan: https://pedagogi-andragogi-pendidikan.blogspot.com/ (4) The Columnist: https://thecolumnist.id/penulis/dasrimin

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengenal Sejarah Singkat, Unsur Penting Hiasan Kandang atau Gua Natal dan Maknanya

22 Desember 2022   19:38 Diperbarui: 24 Desember 2022   12:12 2987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kandang Natal 2022 di Paroki Gembala Baik Batu-Malang (Dokumen Pribadi)

Setiap Hari Raya Natal, kita akan menemukan berbagai hiasan khas Natal, antara lain adalah kandang atau gua Natal. Ada banyak model atau beragam kreasi, sesuai hasil refleksi dan penyesuaian budaya dan perkembangan zaman. Pertanyaannya, bagaimana asal mula atau sejarah pembuatan kandang/ gua Natal ini? Lalu apa makna di balik itu?

Sejarah Singkat Kandang atau Gua Natal dalam Gereja Katolik

Pada tahun 1223, Santo Fransiskus dari Assisi, mengunjungi kota kecil Italia, Greccio, Lembah Reatina. Sebelumnya, Fransiskus telah mengunjungi Tanah Suci, dan gua-gua di Greccio. Ia mungkin telah dikejutkan oleh mosaik-mosaik indah di Basilika Santa Maria Maggiore Roma, yang menggambarkan tentang kelahiran Yesus, yang dekat dengan tempat di mana menurut tradisi kuno, papan-papan kayu dari palungan disimpan.

Lima belas hari sebelum perayaan Natal, Fransiskus meminta seorang yang bernama Yohanes untuk membuat sesuatu yang dapat menghidupkan kembali suasana Natal seperti yang telah diceritakan di dalam Injil. Mendengar hal itu, Yohanes segera pergi untuk mempersiapkan semua yang diminta Santo Fransiskus.

Ketika Fransiskus tiba, dia menemukan sesuai dengan apa yang ia inginkan. Ia melihat sebuah palungan yang dipenuhi jerami, seekor lembu dan seekor keledai. Kemudian mereka merayakan Ekaristi di hadapan adegan Natal itu. Semua yang hadir merasa gembira dan menunjukkan ikatan antara inkarnasi Anak Allah dan Ekaristi. Sejak saat itu, umat Katolik mulai meneruskan tradisi pembuatan kandang atau gua Natal yang berkembang hingga saat ini.

Ilustrasi patung-patung dalam sebuah kandang Natal (Dokumen Pribadi)
Ilustrasi patung-patung dalam sebuah kandang Natal (Dokumen Pribadi)

Beberapa Unsur Penting Hiasan Kandang atau Gua Natal dan Maknanya

Bagi umat Katolik, kandang atau gua Natal adalah simbol yang dapat membantu umat beriman untuk menghidupkan kembali tentang peristiwa kelahiran Yesus di Betlehem, pada 2000-an tahun silam. Tentu saja, Injil tetap menjadi sumber kita untuk memahami dan merenungkan peristiwa itu. 

Dalam sebuah dekorasi gua atau kandang Natal, ada beberapa unsur penting yang hendaknya ditampilkan. Berbagai unsur dalam gambaran kelahiran Yesus tersebut tentu memiliki makna. Berikut ini adalah beberapa unsur penting dalam kandang atau gua Natal, beserta maknanya:

Pertama, latar belakang berupa langit berbintang yang diselimuti kegelapan malam. Hal ini kadang hanya sebagai unsur pelengkap dalam kandang atau gua Natal, namun sebenarnya memiliki nilai simbolis.

Latar belakang yang indah ini ingin menegaskan bahwa Yesus adalah kebaruan di tengah-tengah dunia yang menua. Ia telah datang ke duania untuk menyembuhkan dan memulihkan dunia dan hidup kita pada kemuliaan asali.

Kedua, pohon, rumput, sungai, bintang, malaikat, domba, dan gembala. Hal ini sebagaimana telah dinubuatkan oleh para nabi, bahwa semua ciptaan bersukacita dalam kedatangan Mesias. Para malaikat dan bintang sebagai petunjuk bahwa kita pun dipanggil untuk pergi dan menyembah Tuhan di gua. Hadir pula para gembala yang juga berhak mendekati Bayi Yesus. Dari dalam palungan, Yesus mewartakan dengan lembut akan perlunya berbagi kasih terhadap semua orang tanpa ada yang dikecualikan atau dipinggirkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun