Dikutip dari "Antara," Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) menutup sidang kelima sengketa Pilpres (Pemilihan Presiden) 2019 yang dimulai pada Jumat, pukul 09.00 WIB dan baru berakhir sekitar pukul 22.15 WIB.
Sidang ditutup dengan pembacaan surat An-Nisa ayat 135 dari tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, dan surat An-Nisa ayat 58 oleh ketua MK, Anwar Usman.
"Sudah selesai dan tidak ada lagi hal-hal yang tersisa, dengan demikian sidang selesai dan ditutup," kata Anwar sambil mengetuk palu tiga kali tanda ditutupnya sidang di Gedung MK, Jakarta.
Sebelum menutup sidang, Anwar sempat berterima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam sidang dan menyatakan dirinya terharu oleh suasana sidang yang menurutnya luar biasa.
"Terus terang saya merasa terharu dan terima kasih, suasana persidangan yang luar biasa dan ditonton oleh rakyat Indonesia, bagaimana kekeluargaan terbentuk di sini," ucap Anwar.
Anwar mengatakan bahwa setelah sidang selesai, apa yang terjadi pada ruang sidang akan langsung dibahas, karena telah ia sampaikan pada awal sidang bahwa sidang ini merupakan peradilan cepat.
"Sehabis sidang ini ditutup mungkin kita akan langsung RPH (Rapat Permusyawaratan Hakim), kami akan berdebat dari apa yang bapak-bapak suguhkan di hadapan kami memang sangat berat, ya tujuannya seperti yang saya katakan mencari kebenaran, mencari keadilan," tambahnya.
Dari berbagai pernyataan, Anwar mengatakan bahwa tugas seorang hakim itu sungguh berat. Bahkan menceritakan mengenai kehidupan seorang Imam Abu Hanifah atau Imam Hanafy, seorang ulama besar, yang sangat terkenal ketinggian ilmu dan akhlaknya. Tetapi ketika ditawarkan menjadi hakim, ia menolak.
Imam Abu Hanifah lahir di Kufah pada 80 Hijriah (699 M) dan wafat pada tahun 150 Hijriah (767 M), tepat saat Imam al-Syafii lahir. Nama asli beliau sejak kecil adalah Nu'man bin Tsabit bin Zautha bin Mah. Berbicara tentang Kufah, saya ketika berkunjung untuk kedua kalinya ke Irak pada bulan September 2014.
Saya bersama staf Kedutaan Besar RI di Baghdad mengunjungi kota Kufah, pada hari Sabtu, 20 September 2014. Kota itu terlihat ramai. Kufah atau Kufa itu merupakan sebuah kota di Irak. Jaraknya dari Baghdad sekitar 170 kilometer.