Mohon tunggu...
Dasam Syamsudin
Dasam Syamsudin Mohon Tunggu... lainnya -

Berjuang untuk hidup, hidup untuk berjuang...\r\n\r\nTwitter @Dasam03

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Susahnya Melepaskan Diri Dari Internet

12 Juni 2012   08:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:04 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak manfaat dan sisi positif dari internet. Saya setuju hal itu. Dan ada juga sisi negatifnya. Itu juga benar. Namun internet bagi saya, merupaan teman hidup. Saya benar-benar tidak bisa melepaskan diri dari internet!

Selama berselancar di internet, tidak pernah ada perasaan apapun kecuali kesenangan. Namun hari-hari ini baru menyadari beberapa hal yang terlewat atau hilang dari diri saya. Berkumpul dengan teman dan bergaul dengan orang lain.

Selama ini saya hanya hidup di dunia maya. Berteman di internet, bergaul di internet, ngobrol di internet, ngeggombal di internet, marah-marah di internet, sampai pacar pun di internet. Tertawa karena internet, senyum manis karena internet, sedih karena internet, nangis karena internet, dan lapar karena belum makan. Hihihi..

Banyak hal yang saya lakukan di internet, browsing, chating, bloging, main-main dengan grafik komputer (tidak online), kursus musik online kalau mau gitar-gitaran, main game online, dan banyak lagi hal yang lainnya. itulah Keseharian saya yang dilakukan sepanjang hari. Nyaris sepanjang hari. Karena makan, minum dan mandi tidak bisa dilakukan secara online. Kalau saja bisa, pasti saya lakukan secara online.

Namun sekarang, saat saya menyadari sudah berada di penghujung masa remaja. Usia saya 25 tahun. Di usia ini keinginan berumah tangga menjadi hasrat yang besar. Dan kesadaran pentingnya teman hidup (bukan pacar) di dunia nyata pun secara berbarengan tumbuh dengan keinginan untuk menikah. Saya tidak tahu kenapa harus bangkitnya bareng kesadaran itu. Mungkinkah mau banyak teman yang datang kalau menikah. Ah, mungkin bukan soal tamu. Tapi saya mulai merasakan kesepian sebagai makhluk sosial karena jarang bergaul. Intinya, "Saya sudah tidak tahu cara berteman dan menjadi teman yang baik, terlebih akrab di luar rumah. "

Tapi sayangnya, saya melupakan hal yang sangat penting itu saat diberi kesempatan bergaul dengan banyak orang, saya malah menghabiskan waktu bermain-main dengan internet sepanjang hari. Dan sekarang... mana teman saya? siapa saja teman saya? dimana saja mereka? Sedih

Saya hanya memiliki sedikit teman, sangat sedikit. Itu pun mereka mau berteman karena suka internetan. Sulit sekali sekedar berkumpul sebentar dengan teman di luar rumah kalau harus meninggalkan internet barang sebentar saja. Meski kadang-kadang membaranikan diri kumpul bareng, yang ada malah perasaan malu, merasa sebagai orang asing. Atau orang sombong karena di kampung sendiri tidak mau gaul dengan orang lain.

Inikah yang disebut kecanduan internet. Sudah masuk kategori kecanduan internet belum ya? Kalau sudah, masuk kategori candu parah atau hanya gejala saja ya? (Yang tahu harap jawab ya!)

Saya menenggalamkan diri dalam arus internet bukan saat ini saja, waktu di Pesantren dan kuliah pun jarang kemana-mana. Hanya main dengan internet dan internet. Apalagi waktu di Pesantren, dikasih bagian ngurus perkomputeran dan pasilitas internetnya lebih mantap, bahagianya bukan main meski tidak dibayar. Hihihi.. Ikhlas.

Akhirnya jadilah saya santri kuper, mahasiswa kuper, dan orang kuper, hiks :(

Tapi jika kembali ke soal manfaat internet, tentu saja saya meraup banyak manfaat darinya. Apalagi sejak bergabung di Kompasiana. Banyak sekali ilmu yang telah saya curi dari blog keroyokan ini.

Saya tidak tahu apa artinya ini buat saya. Hal yang baikkah, atau saya telah banyak menyia-nyiakan waktu.

Yang tahu hal ini bantu ya dengan jawaban. Bahayakah kebiasaan saya ini.

Dasam Syamsudin

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun