Lelah gembalakan kejantanan.?
Di setiap lekuk waktu,
kegaduhan tuangkan sensasi baru.Â
Tegak bergerak, mengoyak di barak arak
Gombal yang berserak,
menghamparkan perselingkuhan semarak.
Rancak gendang yang ditalu,
adalah arah birahimu tertuju.
Dan gaung gong
hanya lah lolong
anjing menggonggong
yang tak menggoyah langkah kafilah.
Yang terus melaju menuju orgasme semu
Siapapun bebas bermain kelamin
namun tentu ada batas batas bernas,
agar kemanusiaanmu tak terhempas.
Terpuruk di lubuk Palung laut
Mengapa tuan menjelma waria
berdandan menor tutupi bopeng di wajahmu
dan gincu tebal yang penuhi bibirmu,
hapus jejak panas dalam jiwamu
Mengapa penghuni Senayan
menjelma transgender Taman Lawang,
yang sensi mengejar sensasi
yang latah melangkah
genit tabur pesona
Taburkan aroma pesta
menyengat berat, yang menyumbat
nafas kehidupan rakyat tersengal sekarat
tapi kalian tetap manjakan syahwat
Wahai Tuan tuan terhormat
Jangan pernah lelah menjadi lelaki.
Bukankah sejak dewasa
kalian bercelana dan bukan bra ?
Tampilah jantan sebagaimana layaknya lelaki.
Dimana kata tak pernah beda dengan lakunya,
dimana janji tak pernah lupa untuk dipenuhinya,
itulah jati diri lelaki sejati,
Jati diri pemimpin,
yang dibutuhkan negeri ini.