Mohon tunggu...
Darul Azis
Darul Azis Mohon Tunggu... Administrasi - Wirausahawan

Wirausahawan yang terkadang menulis

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Berterima Kasih, Sebuah Terapi Rendah Hati

19 April 2017   10:52 Diperbarui: 19 April 2017   11:09 1123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
caption caption="Ilustrasi via http://www.drone-maniac.com/news-drone-maniac-more-and-more-popular/thank-you/

Di depan meja kasir, aku mengingat-ingat kembali apa yang tadi telah aku makan. Untuk memastikan agar tidak ada makanan yang terlewat untuk disebutkan, aku mengarahkan kembali pandanganku pada etalase warung.

"Nasi hati rempela, tempe, dan air putih Bu," satu per satu makanan yang telah kuambil kusebutkan secara perlahan, mengimbangi gerakan tangan wanita setengah umur itu memencet-mencet kalkulator.

"Sepuluh ribu Mas." Jawabnya kemudian.

"Pas ya Bu." Kataku sambil menaruh uang sepuluh ribuan di meja. Tepat di depannya.

"Iya Mas. Makasih." Katanya sambil melemparkan senyum padaku. Senyum yang, kuakui, sama sekali tidak dipaksakan.

Selesai membayar aku langsung pergi meninggalkan warung makan tersebut. Seorang kolega pentingku sudah menunggu di suatu tempat dan karena itu aku tidak boleh terlambat.

Namun kemudian, seorang temanku, yang baru kusadari keberadaannya setelah helmnya terantuk di helmku, mengusikku dengan sebuah pertanyaan.

"Mengapa kamu tidak mengucapkan terima kasih pada Ibu penjaga warung tadi?" Tanyanya ketika kami mulai meninggalkan warung makan itu.

"Memangnya aku harus mengucapkannya?" Aku balik bertanya dan terus melajukan kendaraan.

"Aku bertanya mengapa, coba kamu jawab dulu!" Ia menghardikku.

"Aku tidak merasa harus mengucapkannya." Aku menjawabnya dengan tegas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun