Mohon tunggu...
Darrel Rondo
Darrel Rondo Mohon Tunggu... CC'26

saya senang berpikir tentang berpikir dan juga tidur siang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ragam Rasa dalam Perlombaan Anak SMA

4 Oktober 2025   09:17 Diperbarui: 4 Oktober 2025   14:19 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembakaran salah satu rumah di Sampang, Madura pada tahun 2013 (Sumber: BBC)

Seperti Canisius College Cup yang merangkul banyak cerita, kehidupan manusia menuntut keberanian untuk menjadikan perbedaan sebagai cahaya, bukan api yang membakar. 

Kolese Kanisius kembali menyelenggarakan Canisius College Cup edisi yang ke-40 (CC Cup XL) pada tahun ini. Ajang tersebut merupakan sebuah wadah pengembangan bakat dan minat pelajar jenjang sekolah menengah se-Jabodetabek. Terdapat banyak sekali mata lomba sehingga CC Cup menjangkau bidang nonolahraga dan olahraga secara merata. Beberapa jenis lomba yang diadakan meliputi perlombaan catur, fotografi, voli, panjat tebing, pencak silat, dll. 

CC Cup melibatkan ribuan panitia siswa dan guru. Kepanitiaan CC Cup pun sangat beragam karena terdapat lebih dari 30 seksi yang saling melengkapi satu sama lain. Salah satu seksi yang terdapat pada CC Cup adalah Seksi Sekretariat yang bertanggung jawab untuk mengurus segala dokumen demi kelancaran kegiatan, seperti proposal kegiatan dan surat undangan partisipasi. Di sisi lain, terdapat pula Seksi Keamanan yang bertugas untuk memastikan ketertiban area perlombaan. 

Dengan perlombaan yang beragam, kesan para peserta terhadap kegiatan CC Cup XL tentu berbeda-beda. Seorang peserta lomba debat pada CC Cup tahun ini mungkin merasa kegiatannya baik-baik saja. Namun, peserta lomba mini soccer bisa saja berpendapat yang berkebalikan. Di sisi lain, pengalaman Koordinator Seksi IT dengan Anggota Seksi Advertisement tidak akan sama. Seorang siswa yang bertugas di balik layar, seperti Seksi Kebendaharaan, mungkin merasa tidak ada pertikaian yang terjadi antara panitia dengan peserta di hari-h. Padahal, hal tersebut bisa saja terjadi dan menjadi makanan sehari-hari Anggota Seksi Administrasi yang bertanggung jawab dalam registrasi ulang para peserta. 

Sejuta cerita membentuk cara manusia memandang cakrawala.

Pengalaman yang diperoleh manusia akan selalu menjadi basis mereka dalam melakukan penilaian. Setiap individu memiliki latar belakang yang berbeda, sehingga persepsi terhadap satu peristiwa pun bisa beragam. Seorang peserta lomba catur mungkin menilai CC Cup XL sebagai ajang yang menenangkan dan penuh konsentrasi. Sebaliknya, pemain basket bisa mengingatnya sebagai kompetisi yang penuh sorak, teriakan suporter, dan adrenalin tinggi. 

Secara esensial, penilaian manusia terhadap baik dan buruknya suatu peristiwa atau tindakan juga berkaitan dengan pengalaman mereka. Hal tersebutlah yang menjadi alasan mengapa seorang pencuri memiliki pertimbangan moral yang berbeda dengan polisi yang menjunjung tinggi keadilan. Perbedaan dalam konteks moralitas sendiri merupakan suatu wujud indah dari keberagaman pemikiran manusia. Namun, keindahan tersebut bisa menjadi sebuah pisau yang bermata dua.

Pembakaran salah satu rumah di Sampang, Madura pada tahun 2013 (Sumber: BBC)
Pembakaran salah satu rumah di Sampang, Madura pada tahun 2013 (Sumber: BBC)

Nilai pegangan yang berbeda memungkinkan terjadinya perseteruan. Salah satu contohnya terjadi di Sampang, Madura pada tahun 2013. Pada waktu itu, kaum Sunni dan Syiah di Madura saling berkonflik satu sama lain. Konflik yang berlangsung sampai menjalar ke ranah kekerasan fisik. Ratusan rumah dibakar dan sekitar dua nyawa melayang akibat Konflik Sunni-Syiah di Sampang.

Penelusuran oleh pihak yang berwajib menemukan bahwa fatwa MUI Jatim, PWNU Jatim, dan ulama bassara yang menyatakan Syiah sebagai aliran sesat sehingga penganut harus dibaiat menjadi Sunni sebagai salah satu penyebab konflik. Temuan tersebut menunjukkan bahwa nilai yang dipegang oleh manusia bisa menjadi pemicu pertikaian. Sebuah pertanyaan penting pun muncul: "Bagaimana manusia bisa hidup damai sejahtera dengan adanya perbedaan nilai?".

Mungkinkah keberagaman dipersatukan tanpa bias?

Sebuah masyarakat haruslah memiliki nilai-nilai pegangan yang dianut secara kolektif. Kemudian, nilai-nilai tersebut harus dijalani secara konkret oleh seluruh lapisan masyarakat. Kesepakatan dan ketaatan menjalaninya disebut oleh J.J. Rousseau sebagai kontrak sosial.

Indonesia adalah negara yang penuh dengan keberagaman. Berbagai kepercayaan, agama, dan filsafat di negeri ini dipersatukan oleh Pancasila. Secara spesifik, Pancasila menjadi ideologi nasional dan pandangan hidup bangsa sehingga merupakan sebuah kompas bertindak masyarakat Indonesia. Namun, sebuah pertanyaan kembali muncul: "Apakah Pancasila benar-benar mengakomodasi semua nilai di dalam masyarakat?".

Salah satu bentuk keberagaman di Indonesia, Rumah Tongkonan khas Suku Toraja (Sumber: CNN Indonesia)
Salah satu bentuk keberagaman di Indonesia, Rumah Tongkonan khas Suku Toraja (Sumber: CNN Indonesia)

Cara masyarakat seharusnya menilai penyebab konflik di Sampang berdasarkan kacamata Pancasila pun menjadi sebuah pertanyaan. Benang merah dari Pancasila adalah konsensus tumpang tindih. Menurut John Rawls, masyarakat modern yang plural tidak bisa dipaksakan untuk berpegang pada satu pandangan hidup tunggal. Namun, masyarakat tetap bisa hidup bersama secara damai dengan bersepakat pada prinsip-prinsip dasar keadilan.

Pancasila mungkin memiliki kontradiksi, seperti yang pernah dibahas oleh Rocky Gerung. Namun, kontradiksi justru menjadi pesona Pancasila sebagai ideologi hasil fusi berbagai pandangan dan nilai. Kembali pada kasus di Sampang, Pancasila seharusnya dipertimbangkan oleh kedua belah pihak, Sunni dan Syiah. 

Mengkategorikan sebuah pihak sebagai "sesat" tidaklah salah. Agama misionaris/dakwah memang harus menetapkan batasan-batasan yang jelas. Namun, Sila ke-2 yang berakar dari filsafat humanisme mengajarkan bahwa manusia memiliki kebebasan dalam membuat keputusan. Apabila kaum Syiah sudah bersikukuh dengan kepercayaan mereka, umat Sunni seharusnya tidak perlu terlalu memaksakan kaum Syiah untuk berpindah menjadi Sunni. Begitu juga sebaliknya walau tentu upaya dakwah tetap bisa dilanjutkan tanpa unsur intimidasi.

Harapan persatuan berada di tangan anak muda. Bangkitlah wahai intan-intan yang belum diasah!

Perbedaan perspektif merupakan keniscayaan yang muncul dari pengalaman hidup yang beragam. Keberagaman tersebut tidak dapat dihapus tetapi dapat diarahkan menjadi sumber pembelajaran. Ketika perbedaan hanya dipandang sebagai pemisah, potensi konflik akan semakin besar. Namun, ketika diperlakukan sebagai ruang untuk saling memahami, keragaman justru menjadi fondasi yang memperkaya kehidupan bersama.

Canisius College Cup XL bukan sekadar arena kompetisi, melainkan ruang pembentukan karakter. Kegiatan di dalamnya mengajarkan pentingnya kerja sama lintas perbedaan, baik dalam kepanitiaan maupun dalam perlombaan. Nilai yang terbangun dari interaksi tersebut menjadi bekal penting bagi generasi muda untuk menghadapi kehidupan sosial yang lebih kompleks di masa mendatang.

Generasi muda dituntut untuk membangun sikap toleransi aktif. Toleransi bukan sekadar pengakuan akan perbedaan, tetapi keterbukaan dalam mendengar dan menghargai pandangan lain. Dengan prinsip tersebut, keragaman nilai tidak akan menjadi sumber perpecahan, melainkan pilar persatuan. Hanya dengan cara inilah konflik destruktif dapat dihindari, dan harmoni sosial dapat terjaga di tengah masyarakat yang plural.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun