Tanpa diduga,kalimat makian keluar,,intonasi pun semakin meninggi..
tak mau kalah orang yang dimaki pun membalas,bahkan lebih tinggi dibanding orang yang marah pertama tadi.
“Kalau mau ribut jangan disini, gue disini mau kerja,,”kata orang yang kita sebut saja si B.
“Maksud gue mao ngasih tau loe, eh loe ngejawab dengan nada tinggi”..lanjut si B..
Lalu si A dengan pembawaan yang lebih tenang menjawab, “gue juga emang gaya gue bicara bgini, Cuma karena loe juga ngomong tinggi makanya gue emosi..”
Saya yang saat itu, berada ditengahnya hanya bisa diam, sambil bersiap melerai jika salah seorang diantara keduanya mulai melakukan serangan fisik…
Mendengar perdebatan smakin panas, Saya mengeluarkan ultimatum, “jangan kalian berdua ribut disini, aku gak mau ada ribut ribut..terserahlah kalian mao ngomong apa asal jangan ribut..”
Ucapan saya itu mungkin jadi penenang bagi keduanya, lalu dua orang itu terus berbicara sambil terus mengemukakan alasan pembenaran yang menjadi pemicu perang urat syaraf tersebut. Hingga akhirnya salah satu memutuskan untuk pergi dari tempat itu.
Bagaimana jika saat itu hanya mereka berdua yang berada di tempat itu, dan apa yang akan mereka dapat jika perkelahian itu terjadi, apakah bisa menyelesaikan masalah..?
Dari keributan kecil tadi, ada beberapa hal yang bisa dijadikan pelajaran, yaitu cara kita menyampaikan pesan sangat menentukan umpan balik yang akan disampaikan lawan bicara..
kedua, selemah lemahnya orang kalau sudah ditekan akan berontak,semut aja diinjek ngegigit..
jadi berhati hatilah dalam berbicara, terlebih jika pesan yang ingin disampaikan bersifat sensitive dan kita juga harus mengenali siapa lawan bicara dan dalam kondisi seperti apa..
jadi pesan HATI HaTI gak Cuma kalau mau pergi keluar rumah atau melakukan sesuatu yang beresiko aja,,tapi kalau bicara juga hati hati dnk…hehe.
