Sukoharjo (19 Oktober 2025) – Dalam upaya mendukung tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) ke-3: Hidup Sehat dan Sejahtera (Good Health and Well-being), mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) GIAT 13 yang berada di bawah koordinasi Pusat Pengembangan Kuliah Kerja Nyata LPPM UNNES dan sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Bulu, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kesehatan masyarakat. Salah satunya adalah Posyandu Lansia yang dilaksanakan di lima dukuh di Desa Bulu, yakni Ngentak, Miri, Suruhan, Bulurejo, dan Talun. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pelayanan kesehatan bagi lansia, serta memberikan dukungan kepada para kader dalam memantau kesehatan warga lanjut usia secara rutin. Mahasiswa UNNES turut berperan dalam berbagai aktivitas, seperti pengukuran tekanan darah, pemberian informasi kesehatan, dan pendampingan kepada lansia, yang diharapkan dapat memperbaiki kualitas hidup mereka. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya perawatan kesehatan lansia sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan dan kesejahteraan sepanjang hayat.
Pendampingan dan Penyuluhan Posyandu Lansia
Selama lima hari pelaksanaan kegiatan, mahasiswa KKN berkolaborasi dengan kader posyandu setempat di bawah arahan Ketua Posyandu, Ibu Rinda, untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat lansia di Desa Bulu. Para mahasiswa tidak hanya membantu dalam pelaksanaan kegiatan rutin posyandu lansia, seperti pengukuran tekanan darah, penimbangan berat badan, dan pencatatan riwayat kesehatan, tetapi juga berperan aktif dalam memberikan penyuluhan yang mendalam mengenai pencegahan dan pengendalian hipertensi. Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling sering dialami oleh lansia, yang jika tidak dikelola dengan baik, dapat berisiko tinggi menyebabkan penyakit serius. Dalam sesi penyuluhan, mahasiswa mengedukasi peserta tentang pentingnya pola makan sehat, olahraga ringan, dan pemantauan tekanan darah secara rutin. Selain itu, mereka juga memberikan informasi tentang tanda-tanda peringatan hipertensi dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Melalui kolaborasi ini, diharapkan masyarakat lansia semakin paham tentang pentingnya menjaga kesehatan dan memiliki akses yang lebih baik terhadap informasi kesehatan yang relevan.
Dalam kegiatan penyuluhan tersebut, mahasiswa menjelaskan secara komprehensif tentang pentingnya menjaga pola makan seimbang, mengurangi konsumsi garam berlebih, serta rutin berolahraga ringan untuk menjaga kestabilan tekanan darah. Selain itu, mereka juga menekankan pentingnya menjaga kesehatan mental, seperti mengelola stres dan menjaga suasana hati yang positif, karena faktor-faktor tersebut memiliki peran besar dalam menjaga tekanan darah tetap stabil. Penyuluhan disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh para lansia, mengingat mereka mungkin tidak terbiasa dengan istilah medis yang rumit. Agar peserta lebih aktif terlibat, sesi ini juga dilengkapi dengan tanya jawab, di mana para lansia dapat mengajukan pertanyaan langsung terkait kebiasaan hidup sehat. Tidak hanya itu, mahasiswa juga mengadakan praktik langsung tentang cara mengukur tekanan darah dengan alat tensimeter, memberikan kesempatan bagi peserta untuk lebih memahami cara pemantauan kesehatan yang sederhana dan dapat dilakukan di rumah. Dengan pendekatan yang interaktif dan praktis ini, diharapkan para lansia lebih termotivasi untuk menerapkan gaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Senam Lansia
Setelah kegiatan penyuluhan, acara dilanjutkan dengan senam lansia yang dipandu oleh mahasiswa bersama kader posyandu. Senam ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga kebugaran tubuh, tetapi juga untuk meningkatkan semangat hidup, mempererat kebersamaan antar warga lanjut usia, dan mempromosikan pentingnya aktivitas fisik yang ringan namun efektif bagi kesehatan lansia. Meskipun usia mereka sudah tidak muda lagi, para lansia terlihat sangat antusias dan bersemangat mengikuti setiap gerakan senam yang diiringi musik ceria. Gerakan senam yang disesuaikan dengan kemampuan fisik mereka bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitas, kekuatan otot, serta kelenturan tubuh, yang pada gilirannya dapat membantu mengurangi risiko jatuh, memperbaiki keseimbangan, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Keceriaan yang terjalin selama senam juga menciptakan atmosfer sosial yang hangat, di mana para lansia dapat saling mendukung dan merasa lebih terhubung satu sama lain, menjadikan senam sebagai sarana yang efektif untuk mempererat kebersamaan dan memperkuat hubungan sosial antar warga.
Kesimpulan