Mohon tunggu...
Dara Suci Rezki Efendi
Dara Suci Rezki Efendi Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Andalas

Aku Dara. Salah satu mahasiswa Sastra Indonesia di Universitas Andalas. Aku sangat senang dengan hal-hal yang berhubungan dengan seni dan budaya. Tulisan-tulisan di sini kemungkinan besar akan diisi opini, catatatn perjalanan, cerpen dan puisi yang berbau sastra, seni dan budaya. Sebenarnya aku masih dalam tahap belajar untuk menulis, jadi kalau ada kekeliruan dalam tulisan-tulisan ini, mohon dimaklumi dan diberikan kritik serta saran yang membangun. Selebihnya aku akan mengajak teman-teman pembaca untuk berselancar menikmati pengalaman-pengalaman yang kutulis di sini. Tentang sastra, seni, budaya, bahasa, sosial, kemanusiaan dan sebagainya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seni Musik Tradisional "Sampelong" dari Kecamatan Mungka, Kab. Lima Puluh Kota, Sumbar

8 September 2025   02:51 Diperbarui: 8 September 2025   02:50 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh Pertunjukan Sampelong (Sumber: https://youtu.be/DEnc_MzuuyE) diakses pada 7/9/2025

Kesenian tradisional yang ada di Indonesia sangat beragam dan sangat banyak jumlahnya. Hampir setiap sudut daerah di Indonesia, memiliki seni tradisional sebagai salah satu ciri yang membedakan antara satu daerah dengan daerah lainnya. Bisa dikatakan bahwa seni tradisional adalah warisan yang berkembang dan diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi lainnya sejak zaman dahulu. Seni tradisional daerah sering dikaji dengan bidang ilmu khusus, salah satunya adalah antropologi seni. Antropologi seni merupakan cabang ilmu yang membahas dan mempelajari budaya masyarakat terutama dalam bidang keseniannya.

Budaya yang dimaksud adalah budaya yang mengandung nilai seni di dalamnya, seperti seni pertunjukan. Sama halnya dengan sastra lisan, antropologi seni mengkaji tradisi serta budaya masyarakat yang di dalamnya ada nilai seni, seperti tari-tarian, nyanyian, pertunjukan alat musik dan seni pertunjukan lainnya. Itulah mengapa bidang ilmu ini disebut dengan antropologi seni, yaitu bidang ilmu yang khusus membahas budaya masyarakat yang berhubungan dengan kesenian.

Kesenian tradisional ini menyebar hampir di setiap daerah yang ada di Indonesia. Terutama daerah-daerah pedesaan yang masih melestarikan budaya dan kesenian mereka. Di Minangkabau contohnya, ada banyak budaya dan kesenian tradisional yang terdapat d dalamnya. Hampir setiap daerah yang berada di Minang mempunyai seni tradisional sebagai wujud dari identitas mereka. Salah satu daerah yang banyak seni tradisionalnya di Minangkabau adalah daerah Kabupaten Lima Puluh Kota.

 Ada sekitar 13 kecamatan yang terdapat di Kabupaten Lima Puluh Kota dan masing-masing kecamatannya memiliki budaya, tradisi serta seni pertunjukan yang menjadi kebanggaan mereka. Di antara 13 kecamatan tersebut, ada satu kecamatan bernama kecamatan Mungka. Di Kecamatan Mungka, ada satu seni tradisional bernama "Sampelong". Sampelong merupakan istilah yang digunakan oleh masyarakat Minangkabau terutama daerah Kecamatan Mungka, untuk menyebut sebuah seni pertunjukan musik tradisional. Seni pertunjukan musik tradisional ini tumbuh dan berkembang di Nagari Talang Maua, salah satu daerah di di Kecamatan Mungka, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.

Kata Sampelong diambil dari nama alat musik tiup tradisional, terbuat dari bambu yang digunakan untuk mengiringi pendendang dalam menyanyikan lirik lagu. Permainan kesenian Sampelong ini pada dahulunya digunakan untuk pengobat lelah karena seharian telah bekerja. Sampelong biasanya dimainkan di Kampan (sebuah tempat untuk membuat gambir) saat pekerja sedang istirahat. Sampelong sudah ada sejak zaman dahulu dan merupakan warisan dari nenek moyang secara turun temurun. Saat ini Sampelong ditampilkan dalam beberapa acara hiburan, seperti pesta pernikahan, aqiqah, dan acara panggung kesenian masyarakat. Sebenarnya Sampelong hampir mirip dengan Saluang. Karena bentuk pertunjukannya sama -- sama tentang pengucapan syair atau pantun tentang kehidupan masyarakat sehari -- hari. Namun perbedaanya terletak pada ukuran alat musik yang digunakan. Ukuran Sampelong lebih kecil dari alat musik Saluang.

Sampelong merupakan salah satu alat musik tradisional yang berasal dari nagari Talang Maur. Nagari Talang Maur dihuni oleh masyarakat yang mayoritasnya bekerja sebagai petani padi dan gambir. Gambir merupakan hasil pertanian yang banyak dijumpai di Kecamatan Mungka, terutama di Nagari Talang Maur. Tanaman Gambir umumnya tumbuh di bukit, dan Kampan merupakan sebutan untuk tempat yang digunakan dalam proses pembuatan gambir. Itulah sebabnya, alat musik Sampelong banyak dimainkan oleh Masyarakat yang bekerja membuat Gambur di Kampan sebagai media hiburan bagi mereka, Karena Kampan adalah gubuk yang terletak di atas bukit dan jauh dari keramaian. Itulah sebabnya, orang yang bekerja di Kampan, bermain alat musik Sampelong di sela-sela waktu istirahat mereka untuk mengusir kesepian dan musik untuk menghibur mereka.

Alat musik Sampelong merupakan alat musik yang sudah temurun dari nenek moyang pada zaman dahulu. Diperkiran alat musik Sampelong dibawa oleh nenek moyang dari masa Hindu Budha dan terus diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi lainnya. Sampelong sering digunakan sebagai media hiburan, seperti dalam pertunjukan upacara-upacara adat, pesta pernikahan, sunatan dan lain sebagainya.

Saat bermain Sampelong, maka akan diiringi dengan alunan nyanyian atau dendang khas masyarakat setempat. Dendang tersebut biasanya berisikan syair-syair tentang sistem adat dan masyarakat Minangkabau, kebiasaan masyarakat setempat, kisah percintaan, masalah kehidupan. Masyarakat setempat sering menyebut dendang-dendang yang ada di Sampelog ini sebagai "Logu Sampelong" atau lagu Sampelong. Umumnya lagu tersebut berisi kisah hidup, orang-orang setempat sering menyebutnya dengan parosaian iduk (bahasa Mungka) yang artinya kesusahan hidup atau penderitaan hidup. Sehingga ketika lagu-lagu sedih itu dimainkan dan diiringi oleh alat musik Sampelong yang merdu, maka akan menghasilkan sebuah lagu dengan irama yang mendayu. Seni pertunjukan Sampelong umumnya digemari oleh orang-orang dewasa atau orang yang sudah lanjut usia. Karena mereka merasa terhibur dengan seni pertunjukan tradisional ini.

Tidak banyak orang yang bisa memainkan Sampelong. Butuh keahlian khusus dan tekad yang kuat untuk dapat mahir memainkan Sampelong. Di Kabupaten Lima Puluh Kota, ada seorang ahli Sampelong yang paling terkenal. Dia adalah Bapak Islamidar alias Tuen. Bapak Islamidar sudah ditetapkan oleh pemerintah sebagai satu dari 27 maestro musik nasional pada tahun 2009. Dari hasil dokumentasi di berbagai sumber, Islamidar menjelaskan tentang sejarah asal mula Sampelong ini. Ia juga menjelaskan secara jelas tentang keunikan dan sejarah dari Sampelong.

Bapak Islamidar merupakan seorang maestro yang sudah melalang buana dan membawa kesenian Sampelong ke berbagai negara di dunia. Ia memperkenalkan Sampelong sebagai suatu kesenian khas Minangkabau yang sangat unik dan dengan nilai-nilai yang tradisional. Hal itu juga ia wariskan kepada anak laki-lakinya, yang terus melakukan upaya untuk pelestarian kesenian Sampelong. Salah satunya adalah dengan melakukan inovasi, seperti mengkombinasikan Sampelong pada musik lain seperti organ Tunggal, musik tari dan pertunjukan seni modern lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun