Mohon tunggu...
Dany Darmawan
Dany Darmawan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNJ

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Mewujudkan Kegiatan Menulis sebagai Suatu Kebiasaan Baru dalam PJJ di Masa Pandemi

15 Januari 2021   17:27 Diperbarui: 15 Januari 2021   17:36 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peningkatan mutu pendidikan adalah hal yang sangat penting. Berbagai metode dalam pembelajaran dilakukan oleh guru demi meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. 

Di masa pandemi Covid-19 ini adalah sebuah tantangan bagi guru untuk tetap bisa membuat anak bangsa mengembangkan skill dan pengetahuan mereka. Salah satu metode untuk tetap mengembangkan skill dan pengetahuan siswa di masa pandemi ini adalah dengan menerapkan kebiasaan menulisbagi siswa.

 Karena, menurut Giroux penggunaan tugas menulis terkait erat dengan membuat siswa berteori tentang pengalaman mereka sendiri daripada mengartikulasikan makna teori orang lain. Dengan menulis, siswa bisa menuangkan ide-ide mereka dalam bentuk tulisan. Selain itu, siswa juga dapat menambah wawasan mereka dan meningkatkan kreativitas mereka dengan menulis. 

Walaupun bagi beberapa kalangan siswa, menulis merupakan hal yang membosankan karena tidak semua siswa suka menulis. Disinilah peran guru dibutuhkan untuk mengatur strategi agar membuat siswa bersemangat menulis dan mewujudkan pedagogi kritis yang dimaksudkan oleh Henry Giroux.

Strategi guru dalam mewujudkan kebiasaan menulis bagi siswa

Untuk membiasakan kebiasaan menulis, terlebih dahulu haruslah menumbuhkan kebiasaan membaca. Karena membaca dan menulis adalah hal yang saling terkait. Semakin sering individu membaca, semakin sering pula dapat menulis. Di negara Eropa dan Jepang aktifitas membaca dan menulis diberlakukan khusus selama 5-7 jam perhari. 

Sedangkan di Indonesia, belum ada pemberlakuan waktu khusus untuk aktivitas membaca dan menulis (0 jam). Sebab itu, pelajar di Indonesia masih banyak yang kurang untuk memiliki minat membaca dan menulis. Karena itu, sebaiknya guru menyelipkan kegiatan membaca dalam proses pembelajaran. 

Membaca dalam hal ini bukan sekedar membaca secara sekilas. Membaca disini adalah dengan mengaitkan pengetahuan eksternal dan membaca dengan konsentrasi yang tinggi. 

Agar dapat memahami isi bacaan siswa harus memahami kata demi kata, kalimat demi kalimat, dan paragraf demi paragraf sehingga timbul pemahaman yang jelas terkait isi bacaan. kegiatan membaca tidak hanya sebatas memahami isi informasi bacaan saat itu saja (short term*memory), tetapi dianjurkan dipahami untuk jangka panjang (long term memory). 

Tujuan nya adalah untuk menumbuhkan pemikiran kritis pada siswa setelah membaca dimana nantinya setelah timbul pemikiran kritis akan memudahkan munculnya ide bagi siswa untuk menulis.

Nurhadi (2009) memberikan jurus latihan untuk meningkatkan kemampuan sikap kritis saat membaca sebagai berikut. 1) Kemampuan mengingat dan mengenali (ide pokok, gagasan, dan sebab akibat). 2) Kemampuan menginterpretasi (menafsirkan dan membedakan fakta-fakta). 3) Kemampuan mengaplikasi konsep (menerapkan konsep). 4.) Kemampuan menganalisis (mengklasifikasi, membandingkan). 5) Kemampuan membuat sintesis (simpulan, mengorganisasi*dan meringkas), 6) Kemampuan menilai (kebenaran, relevansi, keselarasan dan keakuratan). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun