Mohon tunggu...
Danty Fiky
Danty Fiky Mohon Tunggu... Guru - Sastra Indonesia universitas pamulang

Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis "Racun Tembakau" Teater Gabung

21 April 2022   14:10 Diperbarui: 21 April 2022   14:18 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ABSTRAK
Penelitian ini membahas bagaimana proses penciptaan makna dalam sebuah pementasan teater. Dalam pementasan teater sering kali ditemukan banyak makna yang tentu saja menimbulkan lebih dari satu arti yang berbeda pada masing-masing penonton. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana makna yang hadir dalam pementasan teater "Racun Tembakau" karya Anton Chekov yang dimainkan oleh seniman Teater Gabung. peneliti ingin mengetahui bagaimana aktor dan sutradara sebuah pementasan teater membangun dan menciptakan tanda-tanda yang menunjukkan adanya budaya matriarki dalam pementasan "Racun Tembakau" tersebut yang mana melakukan pendeskripsian atas elemen-elemen yang terkait. Metode deskripsi dilakukan mulai dari proses pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, sampai dengan yang terakhir yaitu membuat kesimpulan. Dalam mengkaji penelitian ini, peneliti menggunakan teori semiotika dari Charles S. Pierce sebagai acuan dalam menganalisis data-data yang sudah terkumpul.  Analisis ini merupakan hasil pendeskripsian dengan berlandaskan teori yang digunakan. Hasil yang didapat dari Analisis ini mengungkap adanya budaya matriarki dalam pementasan tersebut.

PENDAHULUAN

Menurut Ferdinand Bruneterre, drama adalah salah satu karya sastra atau karya seni yang dapat melahirkan sebuah kehendak dari suatu action atau gerak yang dimainkan oleh pelaku. Tidak sedikit yang berasumsi bahwa drama tidak lebih dari sekadar tontonan. Sekilas tidak ada yang salah dari asumsi tersebut, sebuah drama memang dipentaskan untuk dipertontonkan oleh orang lain, tetapi drama juga tidak hanya sekadar untuk ditonton. Dalam hal ini, penonton memiliki peran penting dalam berhasilnya sebuah pertunjukan drama, apakah sebuah drama bisa dikatakan menarik atau tidak. Berbicara menarik atau tidaknya sebuah drama tentu berbeda-beda bagi masing-masing penonton dengan alasan setiap orang memiliki arti tersendiri ketika menyaksikan sebuah drama.  Seorang seniman drama dikenal cermat membaca kehidupan sekitarnya yang kemudian diartikan dan diolah menjadi sebuah naskah atau teks.

Naskah tersebut kemudian diartikan lagi oleh sutradara agar menciptakan garapan yang lebih menarik. Tak jarang pula aktor atau pelaku drama tersebut menafsirkan kembali arahan dari sutradara yang kemudian memunculkan tafsiran yang berbeda dari masing-masing penonton. Maka dari itu, drama selalu multitafsir, yaitu menghadirkan berlapis-lapis arti yang tidak memiliki ujung. Terdapat banyak sekali simbol dalam sebuah pementasan drama, simbol tersebut dapat berupa metafor, alegori, dan personifikasi kehidupan sosial. Bahkan drama yang sifatnya absurd pun tetap terdapat sebuah simbol yang bermakna di dalamnya, tak hanya sekadar fantasi belaka.

Pertunjukan dalam pementasan drama adalah bagian dari kajian semiotika teater (pertunjukan panggung) yang berkaitan dengan teori tanda dan sistem tanda yang terdapat dalam sebuah seni pertunjukan atau teater. Teater mempelajari apa-apa yang menjadi komponen-komponen dalam teater dan menyimpulkan bahwa segala yang terdapat dalam kerangka teater merupakan tanda  Maka bisa diartikan bahwa pertunjukan teater merupakan sekumpulan sistem tanda. Tak sedikit pula yang berpendapat bahwa objek-objek yang ada di panggung memiliki arti yang bisa dikatakan lebih penting dalam kehidupan sehari-hari. Argumen yang melatar belakangi pendapat tersebut adalah segala sesuatu seperti tanda-tanda teater yang menimbulkan berbagai macam karakteristik, sifat, serta atribut yang terdapat di atas panggung tetapi tidak dimiliki dalam kehidupan yang sebenarnya.

Teater juga menganalisis bahasa-bahasa panggung yang mencakup gambar, dalam teater dengan tujuan untuk menetapkan makna. Mata kamera kemudian menyeleksi objek yang akan ditonton sehingga tanpa sadar penonton sudah berhasil memproses suatu penciptaan makna. Berbeda dengan film, teater tidak menggunakan kamera agar dapat ditonton. Segala komponen yang dibutuhkan dalam teater dibentangkan di atas panggung, sehingga panorama panggung dapat terlihat secara utuh oleh penonton. Maka dari itu, tanda-tanda yang tersebar di atas panggung itu harus dihierarki sedemikian rupa guna membantu penetapan makna.

Maksud dari penelitian ini yaitu mengkaji secara lebih dalam mengenai sistem tanda dan penginterpretasiannya dalam sebuah pertujukan drama. Dalam analisis ini, penulis memilih pertunjukan drama berjudul "Racun Tembakau".Teater Gabung Pertunjukan tersebut dipilih penulis dengan alasan bahwa penulis ingin mengetahui bagaimana proses penciptaan dan penyajian seni pertunjukan drama yang dilakukan. Selain itu penulis juga ingin mengetahui sistem seni pertunjukan drama tersebut.

Seorang  drama dikenal sebagai pembaca  kehidupan sekitarnya yang kemudian diartikan dan diolah menjadi sebuah naskah atau teks. Analisis  tersebut kemudian artikan lagi oleh tim agar menciptakan yang lebih menarik. Jarang pula pemain atau pelaku drama tersebut mengartikan  kembali arahan dari tim  yang kemudian memuncul arti  yang berbeda dari masing-masing penonton.

Drama  pertunjukan dalam pementasan  ialah  bagian dari teater (pertunjukan panggung) yang berkaitan dengan teori tanda dan sistem tanda yang terdapat dalam sebuah seni pertunjukan atau teater. Teater gabungan  mempelajari apa-apa yang menjadi komponen-komponen dalam teater dan menyimpulkan bahwa segala yang terdapat dalam kerangka teater merupakan tanda. Maka bisa diartikan bahwa pertunjukan teater merupakan sekumpulan sistem tanda. Tak sedikit pula yang berpendapat bahwa objek-objek yang ada di panggung memiliki arti yang bisa dikatakan lebih penting dalam kehidupan sehari-hari. Argumen yang melatarbelakangi pendapat tersebut adalah segala sesuatu seperti tanda-tanda teater yang menimbulkan berbagai macam karakteristik, sifat, serta atribut yang terdapat di atas panggung tetapi tidak dimiliki dalam kehidupan yang sebenarnya.

Drama  dalam teater gabungan  juga menganalisis bahasa-bahasa panggung yang mencakup gambar, fisik, auditif dalam teater dengan tujuan untuk menetapkan makna. Analisis  telah melalui proses  secara luas berupa mata kamera dalam menuntun pemaknaan. Mata kamera kemudian menyeleksi objek yang akan ditonton sehingga tanpa sadar penonton sudah berhasil memproses suatu penciptaan makna. Berbeda dengan film, teater tidak menggunakan kamera agar dapat ditonton. Segala komponen yang dibutuhkan dalam teater dibentangkan di atas panggung, sehingga panorama panggung dapat terlihat secara utuh oleh penonton.

BAHAN DAN METODE

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun