Mohon tunggu...
Politik

Rusia VS Turki, Apakah ISIS Menjadi Dalangnya?

9 Desember 2015   20:54 Diperbarui: 9 Desember 2015   21:02 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

       Konflik antara dua negara dapat berawal dari hal-hal kecil atau hal-hal yang besar. Biasanya konflik ini memakan waktu yang lama untuk menemui kata damai. Hal ini terjadi diantara dua negara yaitu: Rusia dan Turki. 

       Awal mula konflik ini disebabkan oleh Turki yang menembak jatuh pesawat tempur Su-24 milik Rusia, Selasa, 24 November 2015. Hal inilah yang menyebabkan awal mula konflik antara Rusia dan Turki. Turki menembak jatuh pesawat Rusia dengan alasan bahwa selama 17 detik, pesawat Su-24 milik Rusia telah memasuki batas wilayah Turki hingga 1 mil.

 Turki mengaku telah 10 kali menyampaikan peringatan agar mereka mengubah arah penerbangan, namun pesawat tersebut tak mengindahkan. Sedangkan Rusia bersikukuh bahwa pesawat itu diserang saat berada satu kilo meter dalam wilayah Suriah yang berbatasan dengan Turki. Jadi, pesawat tak melanggar wilayah udara Turki. Keputusan Turki yang tetap menembak pesawat Rusia membuat Putin berang. Ia memperingatkan, tindakan Turki membawa konsekuensi yang serius, dan itu seperti sebuah tikaman yang dilakukan dari belakang.

       "Kami tak akan pernah menoleransi kejahatan apa pun, seperti yang terjadi saat ini," kata Putin, seperti dikutip Reuters, Rabu, 25 November 2015. ‘Tak menoleransi’ dan ‘konsekuensi yang serius’ menjadi kalimat tegas Putin untuk merepresentasikan kemarahannya.

      "Seharusnya tak ada yang meragukan keinginan baik kami untuk terus memberikan peringatan hingga keputusan terakhir. Namun semua orang harus menghargai hak Turki untuk mempertahankan kedaulatannya," kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, saat menyampaikan keputusannya melalui kantor berita Ankara. Akibat dari penembakan Turki terhadap pesawat milik Rusia, masalah pun berbuntut panjang. Moskow menuduh Ankara menembak jatuh jet tempur mereka karena ingin melindungi perdagangan minyak mereka dengan kelompok ISIS.

       Pernyataan itu disampaikan Putin saat menyampaikan pidatonya di Konferensi Internasional Perubahan Iklim 2015 atau COP 21, di Paris, Prancis. Putin mengatakan, apa yang dilakukan Turki adalah kesalahan besar.

       Pemerintah Turki menolak semua tuduhan dari Rusia bahwa mereka bekerja sama dengan kelompok ISIS. "Saya siap untuk mundur dari jabatan saya sebagai Presiden Turki apabila semua tuduhan itu terbukti benar bahwa kami bekerja sama dengan ISIS" Kata Presiden Recep Tayyip Erdogan kepada CNN, Selasa, 1 Desember 2015.

       Akibat dari kasus ini, Vladimir Putin pun menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Turki. Sanksi ini berlaku mulai 1 Januari 2016 melarang impor bahan makanan, termasuk daging unggas, berbagai buah serta sayuran segar, beku dan kering, serta cengkeh dan garam meja, lapor Xinhua. Tidak hanya sanksi ekonomi yang diberikan oleh Putin, Putin juga melarang warganya untuk mengunjungi Turki. Perlu diketahui bahwa Turki merupakan tujuan wisata paling populer bagi para wisatawan Rusia. Sekitar 3,2 juta turis Rusia menghabiskan liburan di Turki tahun lalu, menurut Dinas Pariwisata Rusia.

       Kesepakatan bebas visa antar-kedua negara juga akan dibatalkan mulai 1 Januari 2016. Moskwa juga akan mengeluarkan larangan bagi perusahaan-perusahaan Turki di Rusia dan perusahaan-perusahaan Rusia yang mempekerjakan warga Turki.

       Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, menyebutkan, saat ini hampir 90.000 warga Turki bekerja di Rusia. Jika ditambah keluarga mereka, ada sekitar 200.000 warga Turki di Rusia saat ini.

       Juga pada Selasa, Asosiasi Operator Wisata Rusia mengatakan telah berhenti menjual paket wisata ke Turki tanpa batas, sedangkan Departemen Pendidikan dan Sains mengatakan pihaknya membatasi kerja sama dengan universitas-universitas Turki dan berencana segera memulangkan semua mahasiswa Rusia dalam waktu dekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun