[caption id="attachment_164919" align="aligncenter" width="480" caption="sumber : www.majalahka.com"][/caption]
naik kereta api tut...tut....tut...
siapa hendak ikut …
ke Bandung, Surabaya.....
Tentu kita masih ingat penggalan lagu anak-anak tersebut. Bukan tanpa alasan lagu tersebut diciptakan, karena sebenarnya tanpa disadari kereta api adalah moda transportasi massal yang sangat efektif. Karakteristik wilayah dan juga padatnya jumlah penduduk di pulau Jawa, mengharuskan adanya alat transportasi massal yang cepat, nyaman dan memuat banyak penumpang dalam sekali keberangkatan. Kereta api merupakan pilihan yang tepat untuk dikembangkan oleh pemerintah pusat di wilayah ini. Belanda saat menjajah Indonesia dahulu sudah menyadari hal ini, makanya tidak heran kita banyak melihat foto kota-kota besar di pulau Jawa khususnya banyak ditemukan rel kereta api, karena inilah angkutan paling murah, cepat dan dapat mengangkut orang maupun barang dalam jumlah besar. Bahkan beberapa rel peninggalan Belanda masih dipakai untuk operasional perjalanan kereta api yang menghubungkan kota-kota di pulau Jawa. Amat disayangkan ketika kita sudah merdeka, justru sarana perkeretaapian baik itu rel dan juga stasiun tidak mengalami penambahan namun justru pengurangan, padahal di lain pihak manusia makin bertambah dan mobilitas (pergerakan) arus barang juga makin banyak dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Kesalahan fatal yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia menurut penulis ialah kita justru membangun jalan tol, yang secara otomatis tentu saja akan menambah jumlah kendaraan serta ujung-ujungnya menambah kemacetan dan juga polusi udara. Bukan berarti tidak perlu membangun jalan raya (jalan tol), akan tetapi dengan menambah sarana kereta api, misal : double-double track (jalur ganda) kereta api yang menghubungkan Jawa bagian barat hingga ke timur maupun wilayah utara dengan selatan. Jalur ini nantinya dapat dipisah yaitu jalur ganda khusus kereta penumpan dengan jalur ganda khusus kereta barang. Selain itu, dengan memperbaiki stasiun yang sudah ada serta menambah jumlah kereta api dan juga jadwal perjalanan akan membuat banyak orang akan beralih ke moda transportasi massal kereta api ini. Penulis sebelumnya adalah pelanggan setia kereta api karena seringkali menggunakan untuk perjalanan dari Semarang-Jakarta maupun sebaliknya. Akan tetapi sempat kecewa karena saat hari libur / hari raya tiket kereta api sempat menembus harga Rp 450.000 - Rp 500.000,- untuk rute seperti di atas. Padahal ketika menanyakan harga tiket pesawat terbang, justru mendapat tiket seharga Rp 315.000,- untuk rute dan jadwal yang sama. Tentu saja akan memilih pesawat dari segi efisien ketepatan waktu dan lebih penting segi harga tiketnya. Meski sebenarnya naik kereta api merupakan kesenangan maupun hobi dari penulis, seperti ketika dahulu saat tinggal di Bekasi lebih senang naik KRL dibandingkan bus kota.
Akhir penghujung 2011 dan memasuki tahun 2012 ini, PT KAI sebagai perusahaan yang berganggung jawab terhadap pelaksanaan operasional kereta api tampaknya sudah mulai melakukan pembenahan pelayanannya. Selain sudah mentargetkan bahwa mulai 2013 atau maksimal 2014 jalur ganda Jakarta – Surabaya akan dapat digunakan dan terealisasi setelah tertunda. Juga penambahan rute dan lebih penting optimalisasi pelayanan, salah satunya tidak ada lagi penumpang tanpa tempat duduk untuk kereta jarak jauh baik itu ekonomi, bisnis maupun eksekutif. Selain itu juga mengharuskan penumpang untuk datang 30 menit atau bahkan 1 jam sebelumnya (seperti yang berlaku pada pesawat terbang) merupakan suatu terobosan bagus untuk efisiensi waktu demi mencapai ketepatan perjalanan. Penulis mengapresiasi hasil upaya PT KAI, dan akan lebih bagus lagi jika PT KAI tidak hanya menggarap Jakarta lewat KRL-nya, akan tetapi jalur Solo – Yogya – Semarang dibuat model KRL seperti di Jakarta. Penulis yakin pergerakan penumpang maupun barang akan lebih efisien dan praktis karena tidak hanya mengandalkan jalan raya. Selain itu jalan raya juga akan lebih awet dari segi perawatannya karena tidak lagi dilewati truk-truk dengan muatan berlebih yang terkadang tidak sebanding dengan beban jalan raya itu sendiri. Semoga impian penulis yaitu melihat semua kota-kota di pulau Jawa terhubung dengan rel kereta dan menjadi moda transportasi massal bisa terwujud dalam beberapa waktu kedepan. Sehingga ketika di pulau Jawa ini berhasil maka bisa diaplikasikan di pulau-pulau lain di seluruh Indonesia, seperti Sumatera, Sulawesi maupun Kalimantan. Maju terus kereta api Indonesia dan jadilah moda transportasi utama di negeri yang mempunyai jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI