Mohon tunggu...
Ramadhani Perdana
Ramadhani Perdana Mohon Tunggu... profesional -

Lagi berusaha cari kerja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jika Hari Ini Dia Menolak Cintamu

26 September 2013   09:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:23 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Akhirnya pedagang asongan itu pun harus pergi,
membawa semua dagangan yang belum juga laku.

Dalam hatinya tak ingin seorangpun dalam keadaan sakit
Namun kalau tak ada orang sakit, siapakah yang akan membeli obatnya.
Akankah ada seorang putri cantik nan baik yang rela membeli obatnya, atau sekedar mempersilakannya beristirahat di pojok rumahnya ketika rasa letih datang.
Atau akankah ada seorang ibu yang dengan baik hati memberikanya segelas air ketika rasa haus telah terasa di kerongkongan?

Hari ini dagangan belum juga laku,
walaupun sudah puluhan kilo jalan ditempuh.
Masuk kampung keluar kampung, tanpa hasil yang diharapkan.

Di seberang sana, toko obat China tetap laris manis
Tak perlu bersimbuh keringat, kepanasan atupun kehujanan
karena memang si penjualnya berada dalam toko yang dilengkapi AC.
Berbeda jauh dengan pedagang asongan yang harus kena panas dan hujan dalam menjajakan dagangannya.

Sejenak dilayangkan pandangan ke arah toko yang ramai tersebut
Ada sesuatu yang berbeda dengan apa yang dialami si pedagang asongan.
Ada hal yang tak dimiliki si pedagang asongan, sehingga dagangannya tak kunjung laku.

Surat izin, strategi marketing, daya tarik,
ya itulah yang tak dimiliki oleh si pedagang asongan
Sama-sama jualan obat, sama- sama menjual obat yang sama, sama- sama menginginkan kesembuhan bagi yang sakit, tapi memiliki nasib yang berbeda.

Toko China memiliki surat izin usaha dan terdaftar di BPOM sebagai apotek bersertifikasi. Toko China disertai dengan strategi marketing yang mantap karena si empunya mungkin pernah mengenyam pendidikan manajemen marketing. Toko China memiliki daya tarik yang bisa menarik hati pelanggan. Service yang baik, pelayanan yang mumpuni, sehingga menyebabkan banyak orang terkesima dan datang kepadanya, bahkan orang yang tak sakit sekalipun.

Lalu modal apa yang dimiliki oleh si pedagang asongan?
Tak memiliki surat izin, cara bicara yang ambigu menjurus kasar, baju lusuh bau keringat itulah modal yang dimiliki si pedangan asongan. Lantas dengan modal segitu, pelanggan mana yang akan datang menghampirinya?

Siapa yang akan percaya dengan obat yang dia jual jika sekiranya dia tak memiliki surat izin usaha dan sertifikat dari BPOM?
Pelanggan mana yang akan melirik barang dagangannya jika cara bicaranya kasar seperi itu?
Konsumen mana yang akan tertarik dengannya jika penampilannya urakan, bau keringat dan tak ada gagah-gagahnya?
Yang ada si sakit akan bertambah sakit jika dekat dan membeli obat jualannya.

Arrghhhhh
itulah nasibmu pedangang asongan,
obat boleh sama, niat boleh serupa, tapi nasib harus berbeda.
Mungkin harga yang engkau tawarkan lebih murah dari harga dalam toko, tapi itu tak akan mempengaruhi penjualanmu.

Maksud hati ingin menyembuhkan orang yang sakit,
tapi apa daya, orang terlanjur tak percaya.
jangan bersedih pak...
kalau rezeki tak akan kemana...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun