Mohon tunggu...
Niez Meniez
Niez Meniez Mohon Tunggu... Lainnya - Aku bukan dia atau kamu, aku adalah diriku sendiri 😊

Setiap individu mempunyai spesialnya sendiri, begitu juga kamu. Iya kamu yang lagi baca tulisanku, terimakasih ya sudah terlahir di dunia 🤗

Selanjutnya

Tutup

Diary

Fix, Emak-emak Butuh Drakor (Part 2)

18 Februari 2021   06:36 Diperbarui: 18 Februari 2021   06:46 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Nah, kan... Saya baru inget kalo masih punya tanggungan di sini 

Barusan setelah saya membaca postingan dari Bunda Elly Risman seorang psikolog, ustadzah, ibu, guru dan panutan saya. Beliau membahas tentang mengelola emosi, saya langsung teringat dengan tulisan saya sebelumnya yang masih bersambung dengan judul "Fix, emak-emak butuh drakor!"

Kali ini saya akan menjelaskan kenapa harus drakor? 

Sebenarnya nggak harus drakor juga sih, tapi bagi saya drakor tu yang paling manjur buat saya pribadi.

Nggak perlu kemana-mana, tinggal isi kuota. Kalo lagi tongpes juga tinggal pergi ke warkop yang ada Wi-Finya, sambil pura-pura ngabisin kopi sambil download drakor satu seri. Wkwkwk...

Memang nggak semua drakor bagus juga, tapi kita bisa memilih dan memilah sesuai mood kita kan. Yang terpenting kita harus menyesuaikan jadwal harian kita ya, gak melulu drakoran terus sampe lupa kewajiban kita atau menelantarkan anak & suami gara-gara drakoran.

Kewajiban dan tugas utama seorang ibu & istri harus diutamakan, baru selebihnya kita gunakan untuk me-time yaitu drakoran

Beberapa hal yang saya suka dari drakor tu ini loh:

- Episode nya terbatas kebanyakan yang saya tonton berkisar antara 16-23 episode.

- Aktor dan aktrisnya tu enak dipandang, kalo ganteng cantik sih relatif ya. Tapi lebih ke look yang natural, gestur yang enak dilihat, dan chemistry yang ditampakkan itu daebaak banget deh.

- Terus nilai plusnya lagi, di dalam ceritanya tu pasti ada makna tersirat. Entah itu tentang parenting, atau bagaimana cara kita memperbaiki kesalahan yang terlanjur kita timbulkan, bagaimana cara meminta maaf, dan masih banyak lagi pelajaran hidup yang bisa kita ambil hikmahnya dari drama tersebut. Kerennya lagi cara dalam drakor itu bisa dipraktekkan loh. Saya pernah tuh, nyoba ke suami saya pas lagi sama-sama emosi. Biasanya saya dan suami nggak ada yang mau ngalah, tapi karena habis nonton Birthcare center saya jadi bisa berpikir dari sisi dia sebagai suami. Dan Alhamdulillah, problem solved. 

- Dan yang paling utama kenapa emak-emak butuh drakor adalah: Karena emak-emak labil seperti saya ini sering sekali terpacu emosi hanya dengan hal kecil saja bisa meningkatkan emosi jiwa sampe ke level dewa. Sedangkan seperti yang Bunda Elly sampaikan diatas, emosi itu tidak boleh ditahan. 

Kalau ditahan makin berbahaya karena bisa meledak suatu saat, terus kalo emosi diluapkan tapi meluapkannya dengan cara yang salah seperti melimpahkannya kepada orang disekitar kita seperti kepada suami atau anak-anak maka akibatnya kita makin akan terpuruk dan mengakibatkan rumah tangga yang menyedihkan. 

Siapa sih yang nggak ingin rumah tangganya bahagia? Saya kira semua orang ingin bahagia kan. Maka dari itu kita bisa menyiasatinya meluapkan emosi dengan nonton drakor, seperti pengalaman saya. Karena yang saya rasakan, saya bisa meluapkan emosi saya dengan aman di sana. Tidak menyakiti diri dan orang lain, tidak merugikan diri dan orang lain. 

Bisa nangis sejadi-jadinya tanpa sungkan, paling kalo ditanya suami cuman jawab "ini lo kesian pemeran utamanya disia-sia" trus suami jawab "alah... drakor aja ditangisin" wkwkwk... Biarin, yang penting mood kembali heppy dan emosi tersalurkan dengan aman dan nyaman. Emak-emak pun kembali riang dan bahagia. 

Fix, emak-emak emang butuh Drakor.

-Niez Meniez'21-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun