Mohon tunggu...
Nia singarimbun
Nia singarimbun Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa ilmu komunikasi di universitas sumatera utara.Tertarik pada dunia media,budaya,dan tulisan opini.Menulis untuk berbagi perspektif dan belajar dari sesama

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

"Maragading Harahap: Ketulusan yang Mengubah Desa dan Membangun Madrasah"

15 Juli 2025   21:33 Diperbarui: 15 Juli 2025   21:33 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokumentasi pribadi)

Meskipun madrasah ini belum mampu mencetak penghafal Al-Qur'an atau pembaca Al-Qur'an yang fasih, tetapi jika anak-anak itu bisa salat lima waktu dan mendoakan orang tuanya, itu sudah merupakan rahmat dari Allah. Tidak mudah menemukan orang seperti Ustaz Harahap di zaman sekarang. Banyak orang hanya memikirkan diri sendiri dan mencari keuntungan.

Meski demikian, ia tidak menyerah. Ia tetap berpikir positif kepada Allah, tetap bertawakal dan berusaha menjalankan misi-misinya. Ia hanyalah seorang petani yang berjuang di jalan Allah. Kini, ia memiliki kebun salak dan kebun tomat yang alhamdulillah cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Dibalik pejuangan ustad harahap ini ada sosok seorang istri yang setia mendampingi dakwah sang suami sosok yang tak terlihat tapi sangat penting dalam perjuangannya.

Walaupun kehidupan mereka sulit, dia selalu mendukung suaminya dengan penuh kasih sayang.

 Perubahan yang Terjadi di Desa Lama kelamaan, usaha dakwah Ustaz Harahap mulai berbuah. Anak-anak desa yang dulunya tidak tahu apa-apa tentang huruf hijaiyah, mulai belajar membaca dan menghafal Al-Qur'an. Setiap malam, setelah salat Magrib, mereka berkumpul dimadrasah Ustaz Harahap untuk mengaji. Lambat laun, mereka semakin bisa membaca dan bahkan ada yang juara lomba MTQ. Semua itu berkat usaha Ustaz Harahap yang tanpa lelah mengajarkan mereka.

Selain itu, masjid yang sebelumnya sepi, mulai ramai. Dulu, hanya sedikit orang yang datang salat berjamaah, sekarang semakin banyak yang ikut. Masyarakat mulai sadar akan pentingnya salat berjamaah dan menghidupkan masjid. Begitu juga anak-anak ngaji ustad harahap banyak yang berpartisipasi menjalankan sholat lima waktu di masjid. Perubahan ini terjadi berkat ketulusan Ustaz Harahap yang selalu mengajak mereka dengan sabar dan penuh kasih.

Namun, perjuangan Ustaz Harahap tidak selalu mulus. Salah satu momen yang tak terlupakan adalah ketika ia jatuh sakit. Tubuhnya lemah dan ia merasa tak mampu lagi mengajar. Namun, saat itu ada seorang anak datang ke rumahnya dan berkata, "Ustaz, saya ingin mengaji malam ini."

Mendengar itu, Ustaz Harahap merasa terharu. Meski tubuhnya lelah, ia berusaha mengajar karena ia tahu bahwa usaha ini bukan hanya untuk dirinya, tapi untuk anak-anak di desa yang butuh bimbingan.

Harapan Masa Depan Ustaz Harahap Meskipun hidupnya sederhana, Ustaz Harahap memiliki impian besar. Ia ingin madrasah terus berkembang di Tanah Karo, tempat yang bisa mencetak generasi muda yang tidak hanya pandai ilmu agama, tapi juga menjadi pemimpin yang baik. Madrasah yang ia dirikan sekarang sudah banyak membantu anak-anak untuk belajar agama secara gratis.

Suatu hari, Ustaz Harahap berkata kepada anak-anak muda yang mulai rajin mengaji, "Saya berharap kalian yang akan melanjutkan dakwah ini. Supaya tidak berhenti di saya, tapi terus berkembang."dan sudah diterapkan oleh ustad harahap dengan membawa sering adik laki-laki saya sendiri untuk berkeliling kampung  menjadi imam sholat dan ceramah pengajian dikarenakan juga adik saya dulu mengaji di tempat ustad Harahap dan melanjutkan Pendidikan di pondok pesantren jadi setiap libur dia meluangkan waktu untuk ikut Bersama ustad harahap dan menjadi pengalaman

  Meskipun tidak semua anak yang belajar di madrasahnya akan melanjutkan perjuangan ini, Ustaz Harahap tetap berharap bahwa Tanah Karo akan memiliki generasi yang kuat iman dan peduli pada sesama

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun