Memasuki tahun politik seperti ini, banyak dorongan kepada kita untuk saling serang dan menjatuhkan satu sama lain diantara para pendukung kandidat.Â
Berbagai fitnah, informasi hoax hingga ujaran kebencian disebarkan secara luas hingga nantinya berujung pada polarisasi masyarakat. Padahal, ini adalah yang potensi perpecahan di masyarakat.
Berada dalam situasi seperti itu, seharusnya kita sadar bahwa di atas kontestasi politik terdapat aset terbesar bangsa ini yang harus dijaga, yaitu persatuan, kerukunan, dan persaudaraan sebagai sesama anak bangsa Indonesia.Â
Pasalnya, karena ketiga unsur itulah kita yang sangat beragam identitasnya sekarang bisa bersatu dalam satu rumah bersama yang dinamakan Republik Indonesia ini.
Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Presiden Joko Widodoa ketika berkunjung ke Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (6/9).
Harus disadari, bangsa Indonesia ini memiliki keberagaman yang luar biasa, yaitu terdiri dari 714 suku bangsa. Keberagaman ini harus dijadikan sebagai dorongan untuk bersama-sama maju membangun bangsa.Â
Hal itu seyogianya jangan sampai dirusak oleh kepentingan tertentu, termasuk politik. Sesuatu yang besar jangan dirusak oleh kepentingan kekuasaan yang sempit.Â
Karena itu, mantan Wali Kota Surakarta itu, mengajak seluruh masyarakat untuk merawat dan menjaga negara ini dengan segala keragamannya. Termasuk ketika berbeda pilihan politik.
Presiden Jokowi berpesan agar kita jangan sampai pecah hanya karena pilihan bupati, gubernur, presiden, gara-gara pesta demokrasi seperti ini. Pilihan berbeda itu tidak apa-apa, tidak menjadi masalah, namun setelah itu harus rukun kembali.
Presiden juga mengajak agar semua pihak bisa menerapkan sikap berprasangka baik dan berpikiran positif. Apalagi ketika terpancing dengan suasana di media sosial.
Pesan Presiden Jokowi di atas sangat tepat dan sesuai dengan konteks saat ini. Di tengah iklim pesta politik, banyak provokasi yang tersebar di dunia maya.
Dengan pesan di atas, semoga kita senantiasa ingat bahwa lawan dalam kontestasi politik pada dasarnya adalah saudara sebangsa setanah air. Maka tak layak bagi kita untuk saling bermusuhan satu sama lain.