Apalagi kita akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Bukan tidak mungkin akan berpengaruh pada event tersebut. Ujung-ujungnya merugikan tim dan negara sendiri.
Dengan adanya kejadian ini, tentu akan merugikan Indonesia sendiri. Terutama dalam kancah internasional. Jangan harap akan ada klub dunia yang mampir lagi jika wajah sepak bola kita seperti ini.
Selain itu, pihak panpel, PT LIB, dan juga pemegang hak siar seharusnya paham. Laga-laga yang penuh dengan tensi tinggi seharusnya digelar sore hari agar kejadian seperti ini bisa diminimalisir.
Jangan harap jika sepak bola kita akan berbicara banyak di kancah internasional jika perilaku primitif tersebut masih dipelihara. Cintailah klub sewajarnya. Sportifitas yang utama bukan rivalitas.
Untuk semua suporter di seluruh tanah air, marilah hentikan apa itu rivalitas-rivalitas. Mari kita ke depankan sportifias. Terlalu mahal ongkos yang harus dibayar untuk puluhan nyawa karena sepak bola.
Bulan Oktober menjadi awal yang kelam bagi sepak bola Indonesa. Jika di belahan dunia sana tengah memulai kompetisi setelah jeda internasional. Di Indonesia kompetisi harus terhenti karena tragedi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H