Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Harga BBM Bersubsidi dan Non-Subsidi Resmi Naik, Ini Rincian Harganya

3 September 2022   14:13 Diperbarui: 3 September 2022   14:21 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintah resmi menaikkan harga BBM bersubsidi dan non-subsidi per tanggal 3 September 2022. | Sumber: kompas.com

Gonjang-ganjing kenaikkan harga BBM bersubsidi jenis pertalite dan solar sudah terdengar ketika Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan hal tersebut.

Desas-desus kenaikan tersebut akan dimulai tanggal 1 September 2022. Di daerah saya, sejumlah SPBU penuh karena takut harga BBM naik.

Nyatanya, pada tanggal 1 September 2022 harga bahan bakar non-subsidi seperti pertamax turbo, dexlite, dan pertamina dex justru turun.

Kini, Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan kenaikkan harga BBM bersubsidi jenis pertalite dan solar.

Pertalite naik menjadi Rp. 10.000 per liter dari sebelumnya Rp. 7.650. Kemudian harga solar juga menjadi Rp. 6.800 dari sebelumnya Rp. 5.150.

Selain BBM bersubsidi, BBM non-subsidi jenis pertamax juga naik. Saat ini, pertamax naik menjadi Rp. 14.500 dari sebelumnya Rp. 12.500.

Dalam konferensi tersebut, Jokowi mengatakan ada beberapa alasan mengapa harga BBM bersubsidi dan non-subsidi mengalami kenaikkan.

Pertama, harga minyak dunia yang mengalami kenaikkan. Terutama akibat dari perang Rusia-Ukraina. Selain berdampak pada sektor energi, perang tersebut juga berdampak pada sektor pangan.

Kedua karena APBN membengkak 3 kali lipat. Seperti yang kita ketahui, harga minyak dunia mengalami kenaikkan yang cukup signifikan. Untuk mencegah inflasi, maka pemerintah mengucurkan subsidi di bidang energi.

Pemerintah sebelumnya mengucurkan dana sebesar Rp. 152,5 triliun yang kemudian membengkak menjadi Rp. 502,4 triliun. Tentu jika terus disubsidi akan terus meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun