Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Sentral Guru dalam Kemajuan Bangsa

25 November 2020   20:09 Diperbarui: 25 November 2020   20:14 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Ketika berbicara mengenai guru, saya selalu teringat dengan lagu Iwan Fals yang berjudul Guru Oemar Bakri. Lagu tersebut menggambarkan dengan jelas kehidupan seorang guru yang jauh dari kata sejahtera, padahal guru mempunyai peranan yang penting, dan tugas seorang guru sangat mulia, yaitu memerdekakan seseorang dari kebodohan. Itu sebabnya guru disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.

Di tangan guru, seseorang yang tadinya tidak mengetahui apa-apa menjadi tahu akan segala hal, di tangan para guru lah yang tadinya orang tidak mengenal apa itu huruf dan angka menjadi tahu bagaimana cara membaca dan menghasilkan sebuah karya. 

Mengingat pentingnya peran seorang guru, maka kemjauan suatu bangsa tidak terlepas dari guru, guru lah yang akan menciptakan manusia-manusia unggul yang memiliki daya saing ke depannya, di tangan manusia unggul inilah kemajuan bangsa diemban.

Peran Guru dalam Kemajuan Bangsa

Ketika bom atom jatuh di Hiroshima dan Nagasaki, seketika itulah Jepang hancur, banyak korban jiwa yang berjatuhan Jepang kalah telak, belum lagi efek radiasi bom atom tersebut membutuhkan waktu yang lama untuk benar-benar hilang.

Kaisar Jepang yaitu Hirahito mengumpulkan para jenderal yang masih tersisa dan menyakanan satu pertanyaan pada mereka, berapa jumlah guru yang tersisa? Tentunya ini menjadi pertanyaan yang tidak masuk akal dan para jenderal pun bingung mendengar pertanyaan sang kaisar. Alasan kasiar sendiri menanyakan hal itu adalah kekalahan Jepang atas sekutu adalah karena Jepang tidak belajar, Jepang boleh kuat dalam hal persenjataan dan strategi, tapi Jepang tidak mampu untuk mmbuat bom sedasyat tersebut.

Atas perintah kaisar tersebutlah para guru dari pelosok kampung dikumpulkan karena masa depan Jepang ada di tangan mereka. Lambat laun Jepang mulai bangkit dari keterpurukan dan hasilnya bisa kita lihat saat ini, yaitu Jepang menjadi negara maju di Asia bahkan dunia. Dari segala aspek Jepang mulai meninggalkan bangsa Asia lainnya, mulai dari pendidikan, teknologi, militer, bahkan dalam bidang olahraga.

Peran guru juga terlihat dalam perjalanan kemerdekaan bangsa Indonesia, di tangan guru inilah lahir para penggerak revolusi Indonesia yang menuntun Indonesia merdeka. Kita telah mengenal HOS Tjokroaminoto sebagai guru bangsa, di tangan Tjokroaminoto lahir para pemimpin besar seperti Soekarno, Semaoen bahkan Kartosoewirjo. 

Ketiga murid tersebut memainkan peranan penting dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia dengan beragam warna dan latar belakang ideologi, Soekarno dengan nasionalismenya, Semaoen dengan Sosialismenya dan Kartosuwirjo dengan islamismenya. Meskipun Tjokroaminoto sendiri seorang islamis, tetapi ketiga muridnya memiliki ideolgi berbeda sehingga memberikan warna tersendiri dalam pergerakan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Bukannya mengesampingkan tokoh lain, tapi peran Tjokroaminoto begitu besar dalam menghasilkan pemimpin-pemimpin yang cakap, jika kita ingin tahu bagaimana Tjokroaminoto sebagaian sejarawan mengatakan Soekarno adalah duplikat dari Tjokroaminoto itu sendiri, yang pada akhirnya membawa Indonesia ke gerbang kemerdekaan.

Meningkatkan Kualitas Sistem Pendidikan di Indonesia

Jika melihat pada kedua peristiwa di atas, jelas kiranya bahwa guru mempunyai peranan yang sangat penting, guru diibaratkan sebagai petani yang siap mencetak bibit-bibit unggul, dan bibit tersebut adalah murid. Agar tercipta suatu bibit yang unggul maka yang mencetak bibit tersebut haruslah berkualitas, kita tidak perlu meragukan kualitas dari Tjokroaminoto dan para guru-guru Jepang, hal ini bisa dilihat dari hasil Didikan Tjokroaminoto dan kemajuan negara Jepang, jika pencetak bibit tersebut berkualitas maka bibit yang siap dipanen pun berkualitas pula.


Agar bibit tersebut berkembang dan tumbuh dengan subur, selain dirawat oleh "petani" yang berkualitas. Maka harus ada vitamin agar bibit tersebut bisa tetap tumbuh dan berkembang, vitamin tersebut adalah pendidikan. Pendidikanlah yang akan menjadi pupuk bagi bibit-bibit tersebut, tentunya agar bibit yang dihasilkan berkualitas, maka pupuk yang digunakan harus berkualitas pula. Itu artinya untuk menciptakan murid yang berkualitas, selain guru yang berkualitas maka harus ditunjang dengan sistem pendidikan yang baik.


Pada tahun 2019 dalam survei ang dikeluarkan oleh PISA, Indonesia menempati peringkat ke-72 dari 77 negara, itu artinya Indonesia menempati peringkat 6 terbawah dalam kualitas pendidikan. Bahkan Indonesia tertinggal dari negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.


Menurut pengamat pendidikan rendahnya kualitas pendidikan Indonesia disebabkan beberapa faktor, salah satunya adalah kulitas guru itu sendiri. Sepereti yang dijelaskan di atas, agar tercipta murid yang unggul maka guru pun harus berkopeten, jika kualitas pengajar itu rendah maka bisa ditebak sendiri bagaimana kualitas murid yang akan dihasilkan, oleh karena itu guru sebagai pengajar harus benar-benar kompeten dan mumpuni.


Selain guru, kualitas sistem pendidikan pun menjadi persoalan, metode pengajaran yang dominan guru berbicara harus diubah, guru tidak melulu menyuapi murid dengan materi yang banyak, tetapi guru haru bisa memfasilitasi murid untuk berdiskusi, metode berdiskusi lebih  efektif daripada metode guru menyuapi mungkin metode seperti acara yang dibawa oleh Karni Ilyas bisa menjadi contoh, jadi muridlah yang aktif di kelas. 

Selain itu guru harus bisa memberikan kebebasan berpikir pada muridnya sebagaimana Tjokroaminoto membebaskan muridnya memilih ideologi walaupun berbeda darinya. Kualitas guru, kualitas pendidikan akhirnya bermuara pada kesejahteraan guru, bukan rahasia umum lagi jika guru jauh dari kata sejahtera apalagi guru honorer, seahrusnya kesejahteraan guru lebih diperhatikan lagi, karena di tangan para guru lah lahir menteri, professor dan pemimin yang akan membawa nasib bangsa ini ke depannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun