Mohon tunggu...
Dani Hartanto
Dani Hartanto Mohon Tunggu... -

Listen your heart

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Teladan Yang Membumi

23 April 2011   13:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:29 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1303565141965809553

Seperti anak-anak pada umumnya, saya bersama adik-adik saya (yang kebetulan laki-laki semua) suka menonton film-film superhero seperti Gaban, Sarivan, Goggle V dan lain-lain, sampai 4 kali nontonnya di di filmnya yang sama. Alur cerita yang mudah diterka, pasti 'sang hero' pemenangnya melawan musuh (monster) yang berbeda-beda setiap episodenya. Dengan khayalan tingkat tinggi saya berkhayal saya bisa menjadi seperti mereka, melawan 'monster', sampai-sampai saya mengajak adik saya untuk 'berubah' menjadi hero, yang mempunyai tenaga dalam dan pedang ... hehehehe... saya jadi geli jika teringat kejadian tersebut.. Seiring dengan bertambah usia, khayalan saya menjadi 'Gaban' pun mulai pudar, dengan pengaruh pendidikan sampai perguruan tinggi khayalan tersebut pun lenyap..  Namun apakah khayalan menjadi lebih 'super' benar-benar hilang.....?? kalo saya gak yakin dech... Mulai dech kita melirk orang-orang yang mempunyai kelebihan daripada kita... macam-macam dech kelebihannya, bisa kelebihan harta, kelebihan kepintaran, kelebihan ini, kelebihan itu...  jadi kepikiran pingin seperti mereka juga.... hmmmmm.. kalo begitu pertanyaannya,  siapa sebenarnya kita ini? Tuhan menciptakan kita di dunia ini dengan perannya masing-masing  dan tentunya lengkap dengan  kelebihan dan kekurangnya. Namun kita adalah mahluk yang paling sempurna di antara mahluk lain yang diciptakanNya. Kita bisa saja terinspirasi oleh sosok dan tokoh yang kita kagumi, namun kita tidak bisa menjadi dirinya. Kita adalah kita dan dia tetaplah dia....., yang bisa kita lakukan adalah meneladani  keuletan mereka dalam mengatasi berbagai macam permasalahan dan akhirnya dapat memecahkan permasalahannya. Kembali lagi ke diri kita, pertanyaan berikutnya apakah ada orang yang menjadikan diri anda seorang teladan bagi dirinya, hmmmm....  semoga saja ada (walaupun saya sendiri gak yakin), seandainya saja ada, berarti dirinya (orang itu) merupakan pribadi yang 'mutakhir', lho koq bisa?  Bisa donk.. karena diri anda juga meneladani orang-orang yang penuh dengan dedikasi tinggi dan akhirnya bercampur dengan pribadi anda dan andapun menjadi seorang lebih teladan pada zaman anda. Begitu juga seterusnya, sampai-sampai anak cucu kita akan melihat teladan orang-orang yang telah berperan dalam hidupnya. Oleh karena itu, Jadilah teladan yang baik dimanapun kita berada, terutama dalam lingkungan keluarga anda dan menjadi 'teladan yang [caption id="attachment_102706" align="alignleft" width="300" caption=" "][/caption] membumi' dengan berbagai masalah yang semakin kompleks dan bukan menjadi teladan yang berdasarkan 'khayalan yang sia-sia'.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun