Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Meraba Urat Nadi Juwana

19 Oktober 2019   01:00 Diperbarui: 19 Oktober 2019   23:41 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pribadi
dok. pribadi
Aku belum pernah melihat proses pembuatan kapal, maka berkunjung ke galangan kapal menjadi kesempatan yang tak boleh disia-siakan. Salah satu tempat yang aku singgahi yaitu berada di Desa Ngebruk. 

Tempat pembuatan kapal ini berada tak jauh dari Jalan Raya Daendels. Ada empat kapal besar yang aku lihat tengah dibuat saat itu. Juwana sendiri menjadi salah satu tempat pembuatan kapal di pesisir utara Jawa Tengah, selain Rembang dan Lasem.

Kesibukan lain yang tak kalah serunya adalah proses pelelangan ikan di TPI Juwana yang berlokasi di Desa Bajo (Bajomulyo) yang berada di sisi barat Sungai Juwana. Aku sempat beberapa kali berkunjung ke TPI ini. Waktu yang tepat untuk datang di jam 7 atau 8 pagi, saat kesibukan baru saja dimulai.

dok. pribadi
dok. pribadi
Ikan-ikan dikeluarkan dari dalam kapal. Ikan-ikan sudah dalam keadaan dibungkus kantong plastik transparan,kemudian kantong tersebut ditempatkan ke keranjang dan diluncurkan dari kapal ke dermaga melalui semacam jalur atau rel besi. 

Para pekerja kemudian membawa ikan dengan bantuan troli ke bangunan TPI. Ikan-ikan tersebut disusun dalam sap-sap tertentu.

Setelah selesai disusun, proses pelelangan ikan dimulai. Juru lelang duduk di kursi tinggi, seperti kursi wasit pada pertandingan bulutangkis, dan kemudian melakukan lelang. 

Ia akan menyebut angka-angka dalam bahasa Jawa yang menunjukkan harga lelang, dan aku hampir tidak bisa menangkap dengan jelas karena ia berkata begitu cepat. Pada harga tertentu, para pembeli akan mengangkat tangan sebagai persetujuan harga lelang.

dok. pribadi
dok. pribadi
Ikan-ikan dari TPI ini kemudian dibawa ke tujuan berikutnya, baik dijual di pasar ataupun diproses lebih lanjut seperti dibuat pindang atau disimpan dalam cold storage milik beberapa perusahaan di Juwana.

Bergerak lebih lanjut ke arah utara, ada sebuah tempat yang dinamakan Seprapat. Dahulu tempat ini adalah sebuah pulau atau delta di aliran Sungai Juwana, terpisah dari daratan. Namun karena pendangkalan, Seprapat akhirnya menyatu dengan daratan Juwana.

Pohon-pohon di Seprapat berukuran lebih tinggi dan lebih rapat jika dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Tak heran jika Seprapat terasa lebih adem meski sedang musim kemarau. 

Di Seprapat ada sebuah cungkup makam  Syeh Abdul Rochman atau yang dikenal dengan sebutan Mbah Datuk Lodang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun