Mohon tunggu...
daniellnonok
daniellnonok Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya mahasiswa B minus, yang mungkin tak selalu bersinar di atas kertas, tapi tak pernah berhenti belajar, merenung, dan mencari makna di balik perjalanan ini. Nilai boleh menilaimu, tapi jangan biarkan ia mendefinisikanmu.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Stop Joget Tiktok di Dalam Lingkungan Pendidikan

7 Februari 2025   23:28 Diperbarui: 10 Februari 2025   02:30 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Belakangan ini, tren joget TikTok di lingkungan sekolah semakin marak. Banyak guru dan siswa yang merekam serta mengunggah video joget di dalam kelas, halaman sekolah, bahkan saat proses belajar-mengajar masih berlangsung. Meskipun dianggap sebagai hiburan atau cara mendekatkan diri dengan siswa, praktik semacam ini sebenarnya telah keluar dari konteks pendidikan. Sekolah bukanlah tempat untuk mengikuti tren media sosial yang tidak ada hubungannya dengan pembelajaran.

Sebagai pendidik, guru memiliki tanggung jawab untuk menjadi teladan bagi siswa, baik dalam sikap maupun dalam penggunaan teknologi. Jika guru sendiri ikut berjoget TikTok di dalam kelas, maka batas antara profesionalisme dan hiburan menjadi kabur. Hal ini juga dapat mengurangi wibawa guru di mata siswa, yang seharusnya melihat mereka sebagai sosok yang dihormati dan menjadi panutan.

Bukan berarti guru tidak boleh kreatif dalam mengajar atau membuat konten di media sosial. Namun, konten yang dibuat di sekolah seharusnya tetap dalam koridor pendidikan, seperti video pembelajaran interaktif, metode mengajar inovatif, atau motivasi belajar bagi siswa. Jika ingin membuat konten hiburan, sebaiknya dilakukan di luar jam sekolah atau di tempat yang tidak mengganggu suasana belajar.

Untuk menjaga marwah pendidikan, sekolah perlu menerapkan regulasi yang jelas mengenai pembuatan konten di lingkungan sekolah. Kepala sekolah dan dinas pendidikan harus memberikan batasan agar guru dan siswa tetap fokus pada esensi utama pendidikan. Dengan langkah ini, sekolah akan tetap menjadi tempat belajar yang bermakna, bukan sekadar panggung untuk tren TikTok yang tidak membawa manfaat bagi masa depan siswa.

Pendidikan adalah aset berharga bagi bangsa. Jangan sampai tren sesaat menggeser nilai-nilai pendidikan yang seharusnya dijunjung tinggi. Mari bersama-sama menjaga lingkungan sekolah agar tetap menjadi ruang belajar yang berwibawa, berorientasi pada ilmu pengetahuan, dan membentuk karakter generasi penerus yang berkualitas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun