Media massa menjadi salah satu saluran komunikasi yang paling berpengaruh saat ini. Ketika kita berbicara mengenai media massa, hal ini berarti berhubungan dengan komunikasi massa.Â
Komunikasi massa merupakan komunikasi yang menggunakan alat untuk mengirimkan pesan secara luas dan cepat kepada audiens yang banyak, tersebar, dan heterogen yang berpengaruh terhadap lambatnya penerimaan feedback (Gamble dan Gamble dalam Haryani, 2001:19-20).Â
Media atau alat yang digunakan untuk menyebarkan pesan dapat berupa televisi, radio, surat kabar, dan lain-lain. Karena komunikasi ini mampu menjangkau orang banyak, maka komunikasi massa efektif untuk mempromosikan atau menginformasikan sesuatu kepada khalayak. Tidak ketinggalan, dunia politik juga sering menggunakan media massa sebagai cara mereka untuk menginformasikan sesuatu.
Penggunaan media massa terhadap kepentingan politik sudah sejak lama dilakukan. Hal ini sesuai dengan fungsi politis media massa yakni pemberitaan, interpretasi, sosialisasi, persuasi, dan pengagendaan isu (Dye dan Zeigler dalam Pawito, 2009:95-96).Â
Para elite politik menggunakan ini sebagai sarana untuk mencapai tujuan-tujuan mereka. Hal ini akan semakin terlihat ketika para tokoh politik ini memegang peranan tertentu di media tersebut.
Fenomena kepentingan politik di media terutama media massa dapat dikaji dengan tiga pendekatan untuk menjelaskan media yakni pendekatan ekonomi-politik, organisasi, dan kulturalis (McNair dalam Sobur, 2004:111).Â
Pendekatan yang paling relevan adalah pendekatan ekonomi politik. Pendekatan ini berpandangan bahwa isi media ditentukan oleh kepentingan-kepentingan politik dan ekonomi di luar media.
Kepentingan-kepentingan ini sangat menentukan framing dari media tersebut. Kita sebut saja Metro TV yang dimiliki oleh Surya Paloh, politikus Partai Nasdem, dalam beritanya cenderung memihak Jokowi. Hal ini disebabkan karena Surya Paloh tergabung dalam koalisi Jokowi.
Menurut Ignatius Haryanto (Jurnal Mediator,Volume 4, No. 1, 2003:31), berita yang lolos hasil seleksi  tidak akan merugikan kepentingan pemodal. Pemodal itu tidak hanya pemodal pers tersebut tetapi juga relasi bisnis pemilik media, pengiklan, dan lain-lain.Â
Inilah yang membuat media dikejar oleh orang-orang yang memiliki kepentingan untuk membuat citra dirinya agar cemerlang. Mereka menganggap pers masih menjadi sesuatu yang penting dalam membangun reputasi mereka.
Pengaruh apa yang ditampilkan media kepada penonton  dapat kita analisis menggunakan pendekatan fungsional. Pendekatan ini merupakan salah satu pendekatan teoritik dalam kajian komunikasi.Â