Kayaknya bulan April tahun ini, banyak sekali doa dan harapan dari kita semua agar kondisi kita dapat segera pulih kembali. Kita semua masih terus berjuang untuk bisa bebas dari Covid 19.Â
Saya yakin kita sudah tahu banget tentang efek yang muncul dari virus ini. Dari imunitas yang semakin turun kalau kita positif terkena virus ini, mental health juga otomatis ikut keganggu bahkan ada yang bener-bener jadi pasrah gak tau harus ngapain lagi.Â
Yang paling sedih banyak usaha dan toko yang harus tutup karena sepinya pelanggan. Hal ini otomatis juga ikut mempengaruhi jumlah karyawan yang harus dirumahkan sementara karena semakin menurunnya keuntungan yang diperoleh pemilik usaha.Â
Kayak siklus rantai makanan sih sebenernya, kasus di atas akhirnya jadi boomerang bagi karyawan yang benar-benar mengandalkan gaji dari pekerjaan sebagai karyawan toko atau perusahaan tertentu.Â
Tapi bukan cuma mereka aja yang pusing. Bos nya pun juga pusing lho. Apalagi kalau modal usaha belum balik. Waduh mak, repot jadinya.Â
Nah untuk menghadapi masa krisis kayak gini perlu banget kita nyiapin dana cadangan yang lebih aman disimpan dalam bentuk tabungan. Sebenarnya kita sudah sering denger soal ini sih.
Tapi kenyataannya banyak orang terutama di Indonesia yang belum memiliki tabungan yang khusus untuk dana cadangan. Rata-rata masih jadi satu akun rekening yang pemakaiannya juga masih untuk campur-campur.
Kenapa kita perlu memisahkan dana tabungan dengan simpanan?
Sebelum lebih lanjut, sepertinya kita perlu paham dulu tentang perbedaan tabungan dan simpanan ya. Rekening simpanan bersifat sebagai tempat untuk mengalokasikan penghasilan bulanan yang kita peroleh secara rutin.Â
Fungsinya untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari. Biaya makan, minum, transportasi dan kebutuhan lainnya.Â
Sedangkan untuk rekening tabungan sifatnya adalah untuk investasi, dana darurat sampai juga untuk dana liburan. Tentunya kalau penghasilan kita cukup, kita bisa breakdown menjadi beberapa jenis tabungan lagi.Â