Desa Kemujan, Kabupaten Jepara (24 Mei 2025) - Mahasiswa KKN Tematik UNDIP sukses melakukan sosialisasi dan penyuluhan bersama kelompok pembudidaya rumput laut Desa Kemujan dengan judul kegiatan " Penyuluhan Tentang Kelayakan Lokasi Untuk Budidaya Rumput Laut Berdasarkan Tipe Perairan, Kualitas Air, dan Akses ke Kawasan Budidaya". Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja monodisiplin salah satu anggota Kelompok 1 Tim 127 KKN-T IBDU UNDIP, yakni Daniel Bagus Ary Kusuma, mahasiswa Universitas Diponegoro yang berasal dari jurusan Akuakultur. Sosialisasi ini merupakan bagian dari serangkaian program multidisiplin yang mengusung tema "Revitalisasi Budidaya Rumput Laut Kappaphycus Sp. : Integrasi Inovasi Teknologi, Pemberdayaan Ekonomi Nelayan, dan Keberlanjutan Lingkungan di Desa Kemujan, Karimunjawa yang diketuai oleh Ibu Dr. Diana Chilmawati, S.Pi., M.Si., Tristiana Yuniarti, S.Pi., M.Si., dan tim lapangan oleh Pranata Candra Perdana Putra, S. Pi., M. Ling.Â
Pendahuluan
Desa Kemujan di Kepulauan Karimunjawa merupakan salah satu wilayah pesisir yang mengandalkan hasil laut sebagai sumber penghidupan utama, salah satunya adalah komoditas rumput laut Kappaphycus alvarezii. Budidaya rumput laut telah menjadi aktivitas rutin masyarakat setempat, namun tidak sedikit dari mereka yang menghadapi kendala seperti pertumbuhan rumput laut yang lambat, serangan penyakit, hingga panen yang gagal. Permasalahan ini sering kali tidak hanya disebabkan oleh teknik budidaya yang belum optimal, tetapi juga oleh faktor yang luput diperhatikan yaitu lokasi budidaya yang kurang sesuai dengan kebutuhan ekologis rumput laut. Berangkat dari permasalahan inilah, Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro melakukan program sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan pembudidaya tentang pentingnya pemilihan lokasi budidaya yang ideal. Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan di Desa Kemujan, tepatnya pada [tanggal kegiatan], dan diikuti oleh pembudidaya lokal serta perangkat desa. Dalam kegiatan ini, tim KKN yang berasal dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Undip memaparkan berbagai parameter penting yang perlu diperhatikan dalam memilih lokasi budidaya, seperti tingkat salinitas, sirkulasi air, kedalaman perairan, hingga tingkat pencemaran. Tim juga mengedukasi masyarakat mengenai dampak buruk yang bisa terjadi jika lokasi budidaya berada di perairan yang terlalu tenang atau dekat dengan sumber limbah, karena kondisi tersebut dapat menyebabkan rumput laut membusuk atau tidak tumbuh optimal.
Para pembudidaya yang hadir tampak antusias mengikuti pemaparan materi. Mereka menyampaikan bahwa sebagian besar selama ini memilih lokasi berdasarkan kebiasaan atau kemudahan akses saja, tanpa mempertimbangkan aspek lingkungan secara detail. Padahal, seperti dijelaskan oleh salah satu anggota tim KKN, kesalahan dalam memilih lokasi bisa menyebabkan hasil panen menurun drastis dan meningkatkan risiko kerugian secara ekonomi. Untuk itu, tim KKN tidak hanya berhenti pada kegiatan sosialisasi, tetapi juga menawarkan rencana tindak lanjut berupa pemetaan lokasi potensial budidaya yang akan dilakukan bersama warga dan perangkat desa. Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan ke depannya masyarakat memiliki panduan teknis yang lebih baik dalam menentukan lokasi tanam, sehingga hasil budidaya rumput laut menjadi lebih maksimal, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.
Menjaga Ekosistem Laut Melalui Pemilihan Lokasi Yang Tepat
Pemilihan lokasi budidaya bukan hanya soal mencari tempat yang mudah diakses atau dekat dari rumah, tetapi juga soal bagaimana menjaga keseimbangan antara aktivitas manusia dengan kelestarian ekosistem laut. Rumput laut merupakan organisme yang sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Jika ditanam di perairan yang terkontaminasi limbah, kekurangan cahaya matahari, atau memiliki arus yang tidak stabil, maka rumput laut tidak hanya gagal tumbuh, tetapi juga bisa mengalami kerusakan yang berakibat pada penyebaran penyakit atau degradasi habitat laut itu sendiri. Oleh karena itu, memilih lokasi budidaya yang tepat juga berarti turut menjaga kualitas ekosistem pesisir, agar dapat terus menjadi sumber kehidupan bagi generasi mendatang. Dalam konteks ini, kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh Tim KKN Undip bukan hanya bertujuan meningkatkan hasil panen, tetapi juga menanamkan kesadaran ekologis kepada masyarakat pembudidaya. Mereka diajak untuk melihat budidaya tidak hanya sebagai aktivitas ekonomi, tetapi sebagai bagian dari sistem alam yang harus dijaga dan dikelola secara bijak.
Kegiatan Penyuluhan yang dilakukan pada Bulan Mei ini menggunakan pendekatan yaitu :
1. Pendekatan Partisipatif (Participatory Approach)
Pendekatan ini dilakukan dengan melibatkan langsung para pembudidaya dalam proses sosialisasi. Tim KKN tidak hanya memberikan materi satu arah, melainkan juga membuka ruang diskusi dua arah agar pembudidaya bisa menyampaikan kendala, pengalaman, dan pemahaman mereka terkait lokasi budidaya. Dengan cara ini, pembudidaya merasa dilibatkan dan lebih terbuka untuk menerima pengetahuan baru.Â
2. Pendekatan Edukatif dan Kontekstual
Materi yang disampaikan disesuaikan dengan kondisi lokal dan kebutuhan para pembudidaya rumput laut di Desa Kemujan. Tim KKN menggunakan bahasa yang mudah dipahami, alat bantu visual seperti gambar dan peta lokasi, serta memberikan contoh nyata dari kondisi budidaya setempat. Tujuannya agar materi lebih mudah diserap dan langsung relevan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat pesisir.Â