Mohon tunggu...
daniel aror
daniel aror Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi: membaca

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kuda Troya dan Satu Udang di Pilpres 2024

13 Desember 2023   14:57 Diperbarui: 13 Desember 2023   15:10 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kuda Troya dan Satu Udang di Pilpres 2024

2014 menjadi pukulan telak bagi koalisi Prabowo. Kesenangan yang membabi buta, kewaspadaan terhadap koalisi lain yang melemah, dikarenakan hasil survei yang menyatakan elektabilitasnya sangat tinggi. Namun demikian, ternyata hal tersebut memanglah sebuah taktik yang digunakan oleh koalisi Jokowi, sehingga membuat Prabowo dan koalisi menari-nari diatas tangan koalisi Jokowi.

Disinilah cerdasnya koalisi Jokowi mengambil tindakan. Dengan menggunakan taktik 'kuda troya' dalam pendekatan terhadap partai, masyarakat dan opini public. Tak-tik ini lebih aktif di tangan koalisi Jokowi dalam beberapa hal;

  1. Perpindahan anggota koalisi Jokowi ke sebelah

  2. Tayangan media sosial yang lebih condong terhadap koalisi Prabowo

  3. Opini publik yang semakin bimbang


Pilpres 2024 semakin menarik perhatian pengamat politik, dimana taktik 'kuda troya' keluar untuk kedua kalinya oleh koalisi Ganjar-Mahfudz. Namun variable tak terduga muncul, sehingga menyebabkan tak-tik mereka terhenti beberapa waktu, mereka melakukan kajian dan mengamati situasi politik sekitar dan lalu mengambil kesimpulan bahwa variable ini bukan ancaman bagi mereka. Sama halnya dengan koalisi Ganjar, koalisi Prabowo tak melirik sedikitpun terhadap variabel tersebut, menurut mereka variable ini seperti seekor Udang diantara pertarungan dua Paus.

Perang dingin antara dua kubu besar semakin menjadi, mulai dari media sosial, media massa dan opini publik. semakin hari perang dingin yang mereka lakukan mulai meresahkan masyarakat, pasalnya banyak anggota dari dua koalisi ini yang semakin ganas dalam menjalankan arahan dari ketua partai masing-masing, mereka bahkan mengerahkan ASN dalam hal tersebut.

Di waktu bersamaan, variabel yang mereka remehkan semakin menarik simpati masyarakat. Koalisi Anies dan Muhaimin semakin banyak menerima pengaruh dari pertempuran dua koalisi tetangga, banyak masyarakat yang mulai mengibarkan bendera putih (netral), bahkan ada yang sampai berubah haluan memilih koalisi Anis. namun pernyataan salah seorang pengamat politik beberapa waktu lalu membuat geger media sosial "Anies tidak akan pernah menjadi presiden, karena dia dihalangi oleh presiden jokowi melalui Muhaimin, juga output yang dimiliki Anies adalah 17%, bahkan, jika seluruh Indonesia memilih Anis outputnya tidak akan berubah." ucap Rocky Gerung.

Disinilah peribahasa kuno Jepang mulai terungkap 'Jika dua Paus bertarung dan ditengahnya ada seekor Udang, maka buatlah Udang tersebut sebesar Paus'. Dalam kasus ini jelas bahwa situasi koalisi Anies sama dengan peribahasa diatas, yang mana semakin fokus dua kubu lain bertarung itu akan menguntungkan koalisi Anis, sehingga menambah elektabilitas mereka kedepan.

Namun belakangan ini, dua koalisi besar tersebut memfokuskan diri terhadap pendekatan yang lebih modern, mulai dari pemaparan ide kerja, mendekati gen z, menyemangati para milenial dan banyak sebagainya. Semakin mendekati pesta demokrasi meningkat pula kegiatan bagi koalisi masing-masing, sehingga ada beberapa hal yang semakin terlihat dari koalisi tertentu, yang akan berdampak pada pesta di 14 februari mendatang.

 

By: Daniel Aror

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun