Mohon tunggu...
M. Danie Al Malik
M. Danie Al Malik Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti

Mencintai peran laut secara ekologis dan mencoba memahaminya melalui sebuah pembelajaran.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Greta Thunberg dan Upaya Kita untuk Menyelamatkan Diri

16 Desember 2018   20:04 Diperbarui: 16 Desember 2018   20:16 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gamabr 1. Seorang bocah sedang duduk di depan gedung parlemen Swedia (Sumber : Medium.com)

Saat menerjemahkan dari bahasa Swedia ke dalam bahasa Inggris dari arti tulisan papan yang berada di sebelah anak kecil di Gambar 1, tersebut yaitu "School Strike for The Climate". Serta didepan papan tersebut, telah ada selembaran kertas yang di tulis dari niatan anak kecil tersebut untuk melakukan hal tersebut, yaitu :

We kids most often don't do what you tell us to do. We do as you do. And since you grown-ups don't give a shit about my future, I won't either. My name is Greta and I'm in ninth grade. And I refuse school for the climate until the Swedish general election (Sumber : Medium.com).

Seorang anak kecil bernama Greta Thunberg yang berusia 15 tahun asal Swedia, pada bulan Agustus 2018 rela untuk mogok sekolah demi memberikan suaranya untuk pemerintahan, media, dan masyarakat umum tentang krisis iklim atau perubahan iklim yang sedang terjadi saat ini. Walaupun berangkat sekolah merupakan hal kewajiban bagi seorang anak seusianya, namun dia rela tidak melakukan hal tersebut demi menyuarakan pendapatnya tentang apa yang sedang terjadi pada kita, namun masih banyak dari kita masih belum menangkap perubahan iklim yang sedang terjadi saat ini. 

Saya memahami memang perubahan iklim merupakan suatu fenomena yang luas dan sulit untuk dirasai secara langsung, jika kita masih hidup dengan ketenangan di bawah sejuknya pendingin ruangan dalam lingkungan kerja kita, dan kendaraan yang kita gunakan sehari-hari.

Namun jika kita melihat beberapa berita dari dampak perubahan iklim seperti contoh dari apa yang pernah saya tulis dalam lautkita.blogspot.com dari arti dan dampak perubahan iklim bagi terumbu karang dan nelayan , bisa memberikan pemahan kita tentang dampak perubahan iklim dari skala kecil yaitu habitat terumbu karang dan keberlangsungan hidup nelayan. Itu hanya salah satu contoh dari apa yang telah saya pelajari, tentu masih banyak lagi contoh berita-berita artikel yang tertera di media massa tentang dampak perubahan iklim yang mengancam keberlangsunga kehidupan manusia di muka Bumi ini.

Kita berfokus kembali pada Greta Thunberg, seorang anak kecil yang berani menyuarakan maksudnya tentang perubahan iklim. Tentu dalam konteks bolos sekolah yang dilakukan oleh dirinya, saya tidak setuju dan jangan dijadikan contoh kepada anak-anak lainnya. Namun, dalam konteks menyuarakan pendapat tentang topik perubahan iklim dari seorang anak kecil yang sampai sekarang topik tersebut masih diperdebatkan oleh beberapa negara dan antara perorangan/perusahaan yang berkepentingan dalam sebuah Conference of Parties (COP), yaitu sebuah konferensi dari negara-negara berkembang ataupun maju untuk membahas tentang pencegahan dari kejadian perubahan iklim.

Nah, dalam COP ke-24 yang diadakan di Katowice, Polandia pada tanggal 2-15 Desember 2018 lalu. Selain dalam COP ke-24 tersebut telah disepakati untuk mengimplementasikan pada tahun 2020 bagi setiap negara yang menjadi anggota konferensi tersebut dari sebuah upaya yang telah di sebutkan pada COP ke-21 di Paris, Prancis yaitu upaya jangka panjang untuk mencegah agar kenaikan suhu permukaan Bumi ini tidak sampai melebih 2C.  

Dalam acara tersebut pula, Greta Thunberg di undang untuk memberikan sebuah pidato dari pemikiranya selama ini tentang perubahan iklim, agar didengar lebih luas lagi yaitu semua negara yang hadir dalam COP ke-24 ini.


Salah satu kutipan pidatonya :

You only speak of green eternal economic growth because you are too scared of being unpopular. You only talk about moving forward with the same bad ideas that got us into this mess, even when the only sensible thing to do is pull the emergency brake. You are not mature enough to tell it like it is. Even that burden you leave to us children.

But I don't care about being popular. I care about climate justice and the living planet. Our civilization is being sacrificed for the opportunity of a very small number of people to continue making enormous amounts of money. Our biosphere is being sacrificed so that rich people in countries like mine can live in luxury. It is the sufferings of the many which pay for the luxuries of the few (Sumber : qz.com).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun