Mohon tunggu...
Dania sari (Dan)
Dania sari (Dan) Mohon Tunggu... Fresh Graduate Law

Hi! Aku Dan, teman hukummu dari masa depan. Suka resensi buku | Seputar Hukum | Karir | Self Development | life insight

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

5 Cara Survive Baca Literatur Hukum Tebal

22 September 2025   20:00 Diperbarui: 22 September 2025   18:48 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pelajarhukumgenz.blogspot.com | Dania Sari 

Kalau kamu anak hukum, pasti udah nggak asing lagi sama buku-buku tebal yang kelihatannya lebih cocok buat jadi bantal daripada bahan bacaan. Literatur hukum itu memang terkenal padat, formal, dan sering bikin pusing kalau dibaca tanpa strategi. Tapi tenang, ada beberapa cara yang bisa bikin kamu tetap waras dan produktif saat harus menghadapi bacaan setebal kamus ini.

Pertama, jangan pernah coba habiskan semuanya sekaligus. Membaca literatur hukum itu seperti makan nasi padang, kalau langsung dilahap semua bakal bikin kewalahan. Lebih baik kamu pecah bacaan menjadi bagian kecil, misalnya beberapa halaman per sesi, lalu beri jeda untuk istirahat atau sekadar minum teh. Cara ini bikin otakmu nggak cepat burn out.

Kedua, selalu cari inti dari bacaan. Literatur hukum biasanya berisi banyak detail, tapi tidak semua detail perlu kamu ingat. Fokuslah pada bagian yang paling relevan, seperti definisi penting, pasal utama, atau asas yang jadi dasar. Tandai dengan stabilo atau catatan kecil, biar nanti ketika kamu balik lagi ke buku itu, langsung ketemu poin pentingnya.

Ketiga, jangan ragu bikin catatan versimu sendiri. Ingat, catatan bukan untuk menyalin ulang, tapi untuk meringkas dengan bahasamu sendiri. Misalnya, kalau di buku tertulis panjang lebar tentang "asas kebebasan berkontrak", kamu bisa tulis ringkas: "Asas: semua orang bebas bikin perjanjian, asal nggak melanggar hukum." Catatan kayak gini akan lebih gampang kamu pahami ketika belajar ulang.

Keempat, hubungkan dengan dunia nyata. Teori hukum yang rumit akan lebih mudah nyantol kalau kamu kaitkan dengan kasus aktual. Misalnya, waktu baca tentang hukum pidana korupsi, coba sambungkan dengan kasus yang lagi ramai di berita. Otomatis otakmu lebih gampang nyambung karena ada contoh konkret.

Terakhir, jangan belajar sendirian terus. Diskusi bareng teman bisa jadi jalan pintas untuk memahami bacaan yang sama-sama sulit. Dengan ngobrol, kamu bisa dapat perspektif lain, bahkan menemukan hal-hal yang luput dari perhatianmu. Plus, diskusi bikin proses belajar jadi nggak monoton.

Pada akhirnya, baca literatur hukum itu memang nggak pernah bisa instan. Tapi kalau kamu punya strategi, prosesnya jadi lebih ringan dan bahkan bisa menyenangkan. Ingat, yang penting bukan seberapa cepat kamu menamatkan buku itu, tapi seberapa paham kamu dengan isinya. Jadi, jangan takut sama tebalnya, yang penting pintar ngatur cara bacanya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun