Mohon tunggu...
Daniar Asyari
Daniar Asyari Mohon Tunggu... Jurnalis - Pelajar

@daniarasyarii

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tak Utuh Lagi

4 Oktober 2019   07:15 Diperbarui: 4 Oktober 2019   07:23 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: medium.com/Christopher Boswell

Apapun yang terjadi, bersyukurlah, maka kamu akan merasa lebih tenang. Tersenyumlah, maka kesedihanmu akan berkurang. Dan tertawalah, maka kesakitanmu akan menghilang

Aku  bernama Izzahra Tari , aku menginjak kelas 5 SD. Aku anak kedua dari dua bersaudara, aku lahir di kota Bandung, dan mempunyai kakak bernama Ilham Tian yang duduk di bangku SMA. Aku dan Kakak ku Lahir dari keluarga yang berkecukupan segala apapun. 

Disuatu hari ketika aku terbangun dari tidur nyenyakku, aku mendengar suara burung berkicau sangat ramai sekali menandakan bahwa cuaca dipagi hari ini sangat cerah, ditambah dengan pantulan sinar matahari yang menembus kaca hingga dinding kamarku itu, aku semakin yakin bahwa cuaca di pagi hari ini sangat cerah dan bagus. Aku bergegas untuk bangun dari tempat tidurku dan membereskannya lalu segera bersiap siap untuk pergi ke sekolah.
  Aku pergi ke sekolah dan saat sampai di sekolah bel pun berbunyi
 " trengggggggg"
"Haduh udah bel nih" kata ku dalam hati sambil berjalan cepat .
"Eh Izzah baru datang " ucap Ira  teman dekatnya
" hmm , Iya nih hehe" kata ku
" Sepertinya kamu lagi ada masalah Zah?" Ira bertanya kepada Izzah
"Oh ngga ko, aku cuma kecapean aja mungkin gara gara tadi buru buru" kata Izzah sambil menggelengkan kepalanya.
"Ya sudah kalau begitu, kalo mau cerita cerita aja ya zah " kata Ira sambil tersenyum.
" Oke siap ra" Jawabku
  Beberapa jam kemudian bel pulang pun berbunyi "tetttttttttt" aku segera pulang ke rumah.
Sesaat nya di rumah
"Assalamualaikum" ucapku sesampainya di rumah.
"Waalaikumussalam" jawab Ibu
"Mandi, Sholat , lalu makan ya Zah . Sudah itu langsung kerjakan pr mu" kata ibu yang sedang menyapu
" Iya buuuuuuu" ujar ku sambil bermuka masam.

Mataharipun mulai bersembunyi di ujung langit jingga bercampur merah muda. Dan aku yang sedang mengerjakan pr lalu bergegas sholat maghrib  namun ada bising di luar kamar ku,  tapi seperti keributan ayah dan ibu. Keributan ini terjadi sudah dari beberapa bulan lalu. Aku tersenyum menutupi sesak yang terus menggebu dalam dada, memejamkan mata dan mencoba mengabaikan suara teriakan ayah ibu.
 Aku segera keluar kamar , namun ibu langsung masuk kekamar ketika aku keluar dari kamar ku.
Ayah berteriak menuduh ibu ini itu, Kak Ilham membela ibu. Dan terjadi adu mulut antara ayah dan Kak Ilham.

"Ayah gatau ibu kaya gimana, yang tau cuma adek dan aku... Jangan cuma bisa nya nuduh ibu Yah" kata Ilham dengan nada tinggi
"Berani-beraninya kamu belain ibu mu yang udah jelas-jelas main dengan laki-laki lain saat ayah di luar kota" Jawab ayah sambil membentaknya
"Iya ayah emang gatau apa apa, yang tau cuma aku sama adek" ujar ilham
"Kurang ajar kamu!!" *Plakkk Sebuah tamparan kencang ayah mendarat di pipi Kak Ilham, hingga pipi Kak Ilham merah

Aku hanya bisa berdiam diri di kamar dan menangis mendengarkan keributan itu.
"entah sampai kapan  seperti ini " ujarku dalam hati sambil menangis.

 Lalu Beberapa minggu kemudian sesudah pertengkaran ibu memutuskan untuk berpisah dengan ayah karena sudah tidak kuat dengan tuduhan tuduhan yang di berikan ayah kepada ibu. Aku dan kakak ku hanya bisa diam dengan keputusan ibu.
"Izzah mau ikut ayah apa ibu?" ucap ibu.
Aku hanya bisa berdiam dan tidak berkata kata
"Kalo kak ilham mau ikut ayah apa ibu?" ucap ibu lagi sambil menahan tangis.
"Ilham ikut ibu aja ,Buu" jawab Ilham
Lalu Ayah datang.
"Jaga adik mu baik baik Ilham ,sekarang kamu pengganti ayah" ucap ayah sambil membereskan barang barang nya
"Iya Yah, Ayah juga jaga diri baik baik ya Yah" jawab Ilham dengan muka me merah.
 

Keesokan harinya di dalam rumah itu tak utuh lagi hanya tinggal Aku ,Ibu dan kak Ilham yang memulai hidup baru. Semuanya berubah menjadi tidak ada lagi keributan-keributan, yang menjadi buah bibir tetangga. Hanya kesunyian  dan kenangan yang tersisa di dalamnya.

 Pada saat tengah malam dan semua tertidur , ibu tiba-tiba mengeluhkan perut ibu sakit, tapi sakitnya ibu itu berbeda dari sakit perut biasanya.
"Ham ... Ilhammmm ..hammm" ibu memanggil sambil berteriak seperti kesakitan
Aku hanya mendengarkan dan tertidur kembali

"Iya bu ada apa malam malam gini" ucap ilham sambil mengucek matanya yang masih mengantuk.
" Belikan ibu obat di Apotek  ,perut ibu sakit sekaliii" ujar ibu sambil menahan perutnya yang sakit.
"Iya bu ,ilham belikan ke Apotek" jawab Ilham
Setelah di belikan obat oleh Kak Ilham, Ibu tertidur kembali, namun masih mengeluhkan saja sakit perutnya jika kesenggol sedikit oleh ku.

Paginya aku seperti biasa melakukan aktivitas yang biasa di lakukan yaitu berangkat ke sekolah. Aku hanya bisa  diam diri di sekolah dan tidak sebahagia anak anak lainnya  lari kesana kemari bermain dengan teman temannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun