Mohon tunggu...
Dandung Nurhono
Dandung Nurhono Mohon Tunggu... Petani kopi dan literasi

Menulis prosa dan artikel lainnya. Terakhir menyusun buku Nyukcruk Galur BATAN Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Panen Kubis di 10 Hari Terakhir Ramadhan, Rezeki Melimpah dan Berkah

24 Maret 2025   22:38 Diperbarui: 25 Maret 2025   10:51 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berfoto di kebun Kubis/kol | Foto: Dandung N. (Dokpri)

Kubis atau kol adalah jenis sayuran subtropis yang kaya akan mineral dan vitamin, seperti vitamin C, vitamin K, folat, dan serat, serta sumber antioksidan.

Khususnya masakan di pulau jawa, kubis yang memiliki rasa sangat khas itu banyak dikonsumsi dalam keadaan mentah sebagai lalap atau sebagai topping pada masakan soto, tongseng, dan sejenisnya.

Selain itu juga bisa langsung digoreng sebagai teman makan nasi putih ayam geprek, pecel lele, atau nasi uduk bebek bakar. Di jawa barat kol sangat populer sebagai camilan yang sangat merakyat, yaitu bala-bala.

Rencana memanen sayuran kubis saat ini tanpa disengaja bertepatan dengan masuknya waktu yang sangat istimewa, yaitu sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.

Waktu yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat Islam, karena di dalamnya terdapat satu malam yang mempunyai nilai seribu bulan. Semoga panen kali ini memperoleh rejeki yang melimpah serta berkah.

Untuk mengetahui tanaman kubis sudah bisa dipanen, ada tanda atau ciri-cirinya sebagai berikut:

  • Usia kubis sudah bisa dipanen ketika umurnya sudah cukup, yaitu antara 75 hingga 90 hari setelah benih ditanam (tergantung varietas dan lokasi penanaman).
  • Krop daunnya berisi penuh, padat dan besar. Jika disentil dengan jari berbunyi nyaring.
  • Daun paling luar terlihat agak layu sedangkan krop terlihat hijau mengkilap
  • Perlu waspada terhadap waktu pemanenan. Jika terlambat memanen, kubis yang sudah tua krop daunnya akan pecah dan membusuk.

Kapan waktu terbaik untuk panen kubis ?

Pagi hari merupakan saat yang tepat untuk mulai memanen kubis. Sebab jika kubis dipanen saat hari sudah panas atau sudah terik, kubis akan cepat layu dan cenderung mengkerut.

Lantas bagaimana teknik yang praktis memanen kubis ? Berikut ini caranya:

  • Gunakan pisau yang tajam untuk memotong batang tanaman tepat di bawah kepala kubis.
  • Sisakan 2-3 daun pembungkus untuk melindungi kubis, sebelum dibawa ke tempat penyimpanan yang lebih baik.
  • Letakkan kubis yang sudah dipanen di tempat yang bersih dan terlindungi dari terik matahari langsung. Tempat yang dingin dan lembab membuat Kubis lebih awet.
  • Jangan dibiarkan terlalu lama akar kubis tetap tertancap di tanah, sebab dapat meninggalkan penyakit di dalam tanah dan dapat mengganggu tanaman berikutnya yang akan dibudidayakan.

Sortir dan pengemasan kubis juga sangat dibutuhkan

  • Penyortiran ini sangat diperlukan untuk memisahkan kubis yang berkualitas bagus dari yang kurang bagus. Demikian juga perlu dilakukan sortasi berdasarkan ukuran/bobot kubis. Sortasi ini dapat berpengaruh terhadap harga kubis.
  • Lapisi atau oles pangkal kubis dengan kapur sirih agar krop daun tidak cepat membusuk atau layu serta tetap aman dikonsumsi setelah dibersihkan dengan air biasa yang bersih.
  • Sebelum dipasarkan sebaiknya kubis dikemas lebih dahulu dengan kertas koran, untuk mencegah kerusakan atau cacat karena benturan atau gesekan.

Menyimpan kubis hasil panen sebelum dipasarkan, tidaklah sulit. Caranya sebagai berikut:

  • Kubis yang telah dipetik sebaiknya segera disimpan di tempat bersih dan teduh, terlindungi dari paparan matahari langsung, juga bebas dari binatang peliharaan seperti ayam atau kambing. Penyimpanan di tempat yang kotor akan mempercepat daun kubis membusuk.
  • Tempat menyimpan kubis hendaknya dingin dan lembab dengan kelembaban sekitar 95% (*)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun