Mohon tunggu...
Dandi amar rizky
Dandi amar rizky Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Belajar nulis

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Momen di Tengah Pandemi Covid-19 Mengutamakan Humanisme, Sebaiknya SPP Semester Depan Gratis

29 April 2020   17:48 Diperbarui: 29 April 2020   17:48 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

OLEH : Dandi Amar Rizky B

Badai covid-19 masih menerpa dunia berdampak pada kegiatan ekonomi nasional yang mengakibatkan ekonomi orangtua dari mahasiswa terdampak wabah corona, banyak mahasiswa yang mengeluh karena tragedi corona ini mereka semua kebingungan dengan biaya SPP di semester depan harapan dari para mahasiswa ini agar SPP di semester depan digratiskan atau setidaknya diberikan potongan. 

Diberhentikannya kegiatan perkuliahan akhibat virus corona banyak menimbulkan masalah dengan digantikannya kegiatan perkuliahan online juga dianggap tidak efektif, sangat umum masalah corona saat ini yang sudah masuk dalam status darurat di berbagai wilayah yang tentu saja sangat merugikan banyak sekali pihak dan banyak memunculkan masalah lain di kalangan mahasiswa seperti bimbingan skripsi bagi para mahasiswa semester tua dan permasalahan biaya SPP.

Permasalahan utama adalah banyak mahasiswa yang merenungi pembayaran SPP di semester depan karena banyaknya orang tua mahasiswa yang terdampak wabah corona sehingga perputaran ekonomi pada keluarga sangat tersendat walau saja pihak Universitas Gambar Matahari sudah memberikan bantuan guna untuk pengurangan biaya selama perkuliahan terkait kegiatan perkuliahan daring dengan mengeluarkan surat edaran yang berisi pengumuman; 

"memberikan bantuan kuota internet kepada setiap mahasiswa yang telah melakukan herregistrasi Semester Genap Tahun akademik 2019/2020 sebesar 100.000" walau sudah diberikan bantuan berupa kuota tetapi tetap saja para mahasiswa hingga saat ini masih merasakan moment kebingungan yang sangat deras dengan memikirkan biaya SPP di semester depan bagaimana cara membayarnya dengan kondisi perang melawan wabah corona seperti ini yang mengakhibatkan perputaran ekonomi tersendat, harapan para mahasiswa  adalah meminta biaya SPP untuk semester depan untuk diberikan gratis atau setidaknya mendapat potongan.

Dirasa kegiatan di kampus berkurang draktis katakanlah hampir hari demi hari tidak ada kegiatan belajar mengajar yang membutuhkan aliran listrik pada kampus sehingga anggaran untuk pembayaran listrik berkurang dan itu dapat diberikan bantuan kepada semua mahasiswa. 

Jikalau hanya bantuan berupa kuota saja para mahasiswa tetap merasakan keberatan yang mana artinya para mahasiswa ini sudah melakukan herregistrasi dan hanya melakukan pertemuan kuliah sebentar lalu adanya pemberhentian perkuliahan secara langsung dan digantikan dengan kegiatan perkuliahan daring sehingga dirasa para mahasiswa pihak kampus masih mengantongi keuntungan yang sangat besar dan jika munculnya asumsi uang herregistrasi untuk memberikan upah dosen yang melakukan kegiatan perkuliahan daring untuk teman-teman mahasiswa itu juga alasan yang tidak logis bagi kami para mahasiswa kenapa begitu? 

Karena sebelum adanya musibah wabah corona ini juga mahasiswa melakukan herregistrasi dan melakukan perkuliahan yang menggunakan fasilitas kampus dengan aliran listrik serta tetap adanya bimbingan dari dosen dan para dosen tetap saja diberikan upah untuk mengajar. 

Ketika terjadi musibah wabah seperti ini yang tidak menggunakan fasilitas kampus berupa aliran listrik maka pengeluaran pihak universitas sangat berkurang sehingga pihak kampus mengalami keuntungan yang sangat besar.

Keputusan semua berada di tangan rector universitas gambar matahari terkait keputusan yang sangat pantas dan sesuai seperti Surat Edaran PLT Dirjen Dikti dengan nomor surat 302/E.E2/KR/2020, pimpinan Perguruan Tinggi diberi otoritas penuh untuk mengambil keputusan terkait kebijakan yang sangat pantas. 

Tapi seharusnya kebijakan tersebut terkait memberikan potongan atau menggratiskan SPP adalah kebijakan yang harus diambil kenapa demikian ? karena dampak virus corona yang masif membuat semua orang kesulitan dalam hal perputaran ekonomi. 

Banyak usaha-usaha yang mengalami penurunan pendapatan dan beberapa perusahaan memotong gaji para karyawan serta adanya korban PHK yang sangat membebankan untuk membayar SPP di semester depan. Tragedi ini membuat banyak keluarga harus benar-benar mengatur perputaran ekonomi yang mereka punya untuk bertahan hidup selama wabah corona. 

Padahal sudah banyak universitas gambar matahari di daerah-daerah lain yang memberikan kebijakan terkait pemotongan SPP tetapi sampai sekarang pun Rector Universitas Gambar Matahari Sidoarjo tidak mengeluarkan kebijakan terkait pemotongan SPP.

Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Gambar Matahari saja tidak ada tindak lanjut terkait renungan serta keluh kesal para mahasiswa dalam menghadapi perang melawan perputaran ekonomi guna untuk membayar SPP disemester depan, tidak ada tindak lanjut dalam artian tidak adanya surat atau tindakan langsung pada pejabat kampus di jajaran rector untuk mempertanyakan kebijakan yang terbaik guna nasib para mahasiswa ini seperti apa. "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat amat berat siksa-Nya." (QS. Al-Ma'idah : 2). 

Hal seperti ini sangatlah tidak baik, karena tidak adanya keadilan yang mana masih ada mahasiswa yang tidak diuntungkan ketika memiliki pemimpin di jajaran mahasiswa.

Semoga doa dari mahasiswa ini terkabulkan dengan adanya bantuan pemotongan SPP atau menggratiskan biaya SPP pada Universitas Gambar Matahari semoga Allah membukakan pintu hati rector yang terhormat agar dapat memberikan kebijakan terkait SPP dan harapannya bantuan SPP ini tidak pada kalangan tertentu tapi pada semua kalangan mahasiswa. 

Karena dampak yang dirasakan tidak mengenal kalangan. Jika tidak digratiskan atau diberikan potongan, mahasiswa merasakan banyak kerugian yang mana semester sekarang yang berlangsung tidak optimal dan semester depan pun tidak menjamin normal. Jika tetap harus membayar sesuai heregistrasi normal, beban yang harus ditanggung benar-benar berat. 

Para mahasiswa berharap semoga Universitas Gambar Matahari memberikan diskon atau menggratiskan SPP kepada mahasiswanya. Begini, kampus-kampus belakangan seakan membuat kebijakan jika ada yang memulainya. 

Seperti kebijakan tunjangan kuota untuk para dosen dan mahasiswa untuk kegiatan perkuliahan daring dan disini sudah ada contoh terkait pemotongan SPP diberbagai banyak kampus, semoga saja Universitas Gambar Matahari Sidoarjo juga mengikuti kebijakan terkait pemotongan SPP seperti mengikuti kebijakan terkait tunjangan kuota.

Terbaik memang jika universitas tidak mengambil keuntungan atau merencanakan pembangunan dalam waktu dekat. Melihat keadaan yang ada, tidak baik rasanya jika tetap memaksakan mahasiswa untuk membayar SPP penuh. 

Seperti ini, logika kapitalisme harus dikesampingan dan mengedepankan atas nama kemanusiaan karena kemanuisaan ini di atas nasionalisme. Memotong atau menggratiskan SPP seharusnya bukanlah beban bagi universitas. Universitas pun terkena dampak dari corona dan harusnya terlintas juga dipikiran para pejabat rectorat kampus bagaimana dampaknya ke mahasiswa bahkan perekonomian nasional. 

Pembangunan atau hal yang dirasa tidak mendesak harusnya tidak menjadi alasan untuk memaksa mahasiswa membayar penuh. Moment ini adalah moment paling penting bagi para pejabat kampus untuk mendengarkan suara mahasiswa dan mereka juga harusnya sadar ini bukan perkaran uang SPP tapi  juga perkara kemanusiaan yang melebihi segala-galanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun