Mohon tunggu...
Danang Hamid
Danang Hamid Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance, father of three and coffee

Voice Over Indonesia Talent, Radio, Father of three and Black coffee

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Saya Positif Covid-19, Tapi, Saya Yakin akan Sembuh"

5 Mei 2020   10:44 Diperbarui: 5 Mei 2020   10:56 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Screen shot over view by google


Hari-hari tak lagi sama, tidak seperti Ramadhan tahun lalu yang bisa berkumpul, berbuka puasa dan bersantap sahur bersama keluarga tak bisa dirasakan oleh pria  yang berdomisili di wilayah Kabupaten Bandung. 

Iwan, bukan nama sebenarnya, sebut saja namanya begitu, ia dinyatakan positif terjangkit Covid-19 setelah rapid test dilakukan pada dirinya pekan lalu.

"Awalnya, saya cukup shock dan tidak percaya dengan hasil test, tapi ini nyata dan saya tidak sedang bermimpi," ungkap Iwan ketika dihubungi lewat selular phone (1/5).

Lelaki kelahiran tahun 1974 ini menjelaskan selama sebulan terakhir dirinya disibukan dengan status desa siaga di desanya, salah satunya adalah mengantar jemput pasien dari dan ke rumah sakit dengan menggunakan ambulans, ia menyebut mobilitasnya ini menjadi penyebab dirinya terpapar wabah yang sangat dikhawatirkan di masa pandemic ini.

"Saya sempat stress, tapi bukan karena kelamaan merenungi mengapa saya terjangkit," kata dia,"Tapi, karena waktu ketahuan positif saya dikurung di dalam mobil tanpa sirkulasi udara yang memadai, AC mobil tak boleh dinyalakan, jendela pintu ditutup, bisa Anda bayangkan panasnya seperti apa? Dan akhirnya saya diantar pulang didampingi oleh petugas dengan menggunakan APD lengkap," sambung dia, ikhwal dirinya ditangani.

Iwan pun tak tahu instruksi dari mana yang membuat ia mendapat penanganan dengan protokol seperti itu, padahal menurut dokter yang menanganinya, seharusnya sirkulasi udara bagi pasien covid-19 harus sangat baik dan membutuhkan udara yang leluasa.

"Entahlah, mungkin hanya berdasar pada dugaan dan ketakutan  secara personal saja," kilahnya, ia pun berharap tak ada kejadian serupa di kemudian hari seandainya ada kasus covid baru terjadi.

Kesedihan tak nampak dari cara ia bicara dan tak ada kesan rasa takut yang berlebihan bahkan Iwan menampakan ketegaran, kesabaran dan optimisme.

"Saya tak merasakan keluhan apa-apa, fisik dan mental saya baik-baik saja, saya serahkan saja sama Allah Shubhanu Wata'ala yang berkehendak bahwa ini sudah nasib saya, in syaa Allah saya akan sembuh dan corona menghilang dari badan saya," kata dia.

Iwan menyadari bahwa virus yang menjangkitinya tak bisa dilawan dengan pikiran yang crowded yang akan melemahkan sistem kekebalan tubuhnya, untuk itulah ia berpikir easy going meski hari-harinya harus diisolasi dan berkawan dengan wabah yang semua orang takutkan.

Yang ia khawatirkan kondisi anak istrinya, "takutya mereka terjangkit," kata dia, tetapi kemudian diketahui hanya dirinya saja yang terpapar setelah test yang sama dilakukan pada keluarganya.

"Saya tertawa mendengar kabar mereka baik-baik saja, karena pikiran tentang keluarga membuat saya ngedrop, alhamdulillah mereka negatif" kata dia.

Mendengar anak isterinya baik-baik saja membuat Iwan lebih rileks dan faham apa yang harus ia lakukan selama masa isolasi mandiri, ia memperbanyak berdoa dan mengendalikan pikirannya agar tetap sehat dan tidak memperburuk keadaan, agar hal terburuk tak akan dialaminya.

"Kematian itu hak prerogatif Allah, kita hanya darma ikhtiar saja untuk pindah dari satu nasib ke nasib yang lain agar menjadi takdir yang baik, saya yakin, saya akan sembuh," ungkapnya optimis.

Iwan pun mengatakan, perhatian dan support yang luar biasa ia terima dari keluarga, tetangga, teman-teman dekatnya, bahkan para dokter dan perawat yang menjadi garda paling depan dalam memerangi covid-19 ini. 

Menurutnya, disaat pandemic seperti ini hal yang terpenting adalah saling menjaga dan saling support satu sama lain dan menghimpun kekuatan dengan mempererat persaudaraan dan kekompakan, terutama disiplin untuk tidak kelayapan.

"Alhamdulillah, sekarang tidak khawatir, anak istri pun ada yang memperhatikan, saya masih tetap bisa menyapa mereka dari jauh atau lewat video call. Mohon doanya saja dari semua, semoga saya tetap sabar sampai dinyatakan negatif, dan wabah lekas punah dari bumi Indonesia." Pungkasnya.

Tren kasus sembuh orang yang terjangkit virus corona di Indonesia dari data grafis berbagai media nampaknya mengalami perbaikan, meskipun kasus positif juga belum menunjukkan tren yang melandai dan cenderung fluktuatif.

Menurut tirto(dot)id Penambahan cukup signifikan terjadi pada jumlah pasien positif corona yang sembuh. Dengan ada tambahan 211 kasus kesembuhan baru, total pasien positif corona di Indonesia yang berhasil sembuh hari ini menjadi 1.876 orang. Namun, dibandingkan total kasus, angka itu baru setara 14,9 persen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun