Buktinya, kata dia, semua kolam ini, airnya bersumber dari mata air yang dalam, dinaikan lewat mesin pompa. Tak satu pun kolam ini yang menggunakan air hujan.
"Madu Galo-galo Rimbo Bonta". Itu nama lisensi produk madu yang dikelola Uniang Cati.
Galo-galo didatangkan dari Dijunjung, dan telah menghasilkan madu. Penataan rumah madu itu tak main-main. Semuanya terawat dengan baik, bermodal besar tentunya.
Di sekeliling lokasi rumah galo-galo itu, ditanami dengan aneka bunga untuk makanan galo-galo.
Arah depan, atau sebelah kanan kolam, terbentang memanjang kadang ayam yang sudah beralih fungsi jadi kandang kambing.
Di antara kandang kambing dan kolam itu, Uniang Cati menanam rumput buat makanan ternaknya.
Lengkeng tumbuh subur. Durian apalagi. Durian terawat dengan baik. Pakai pagar dengan jaring, sehingga susah dijangkau ternak.
"Hampir semua lahan di Limpato Sungai Sariak ini subur dan rancak," katanya.
Durian nagari ini terkenal. Begitu juga tanaman lain, seperti jengkol, jambu dan banyak lagi yang dihasilkan bumi Limpato Sungai Sariak.
"Pemanfaatan lahan ini, adalah bagian dari melawan rasa malas," ujar dia.
Semuanya berjalan sesuai alurnya. Urusan masyarakat sebagai walinagari, tentu kegiatan utama dan tanggungjawab pasti dilakukan Uniang Cati.