Jumaldil Akhir tahun, sudah 25 tahun kepergian Syekh H Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah. Setiap tahun selalu diperingati hari kepergiannya itu oleh keluarga besar Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuk Pandan.
Ya, Haul istilah yang lazim dipakai oleh kalangan pesantren. Ulama yang istiqamah dan kaya akan amal ibadah ini, menjadi oase di tengah dunia yang sedang dirambah globalisasi ini.
Nama Abdullah Aminuddin, tak banyak yang tahu. Ulama yang lahir 1908 dan meninggal dunia 1996 ini, terkenal dengan "Tuanku Shaliah Pengka".
Dia terakhir sekolah dan tamat di MTI Jaho Padang Panjang 1932 M, seangkatan dan sama tamat dengan Syekh Zakaria Labai Sati.
Tamat dari Jaho, tak langsung dia ke Lubuk Pandan. Melainkan Buya merantau lagi ke Pasaman, dan sempat mengajar di sebuah sekolah Tarbiyah di sana.
Tak lama di Pasaman, dia pindah ke Koto Laweh, Tanah Datar, tak jauh dari Jaho. Dan sebelum belajar dengan Syekh Muhammad Djamil Jaho, Buya ini telah berguru ke banyak ulama dan tuanku di Padang Pariaman.
Dia pernah berguru ke Syekh Abdurrahman Padang Bintungan, Syekh Muhammad Yatim Mudiak Padang, yang terkenal dengan Ungku Ampalu, Syekh Bonta yang terkenal sebagai Khalifah Syekh Burhanuddin, dan ulama lainnya.
Perjalanan panjang dalam menuntut ilmu ini, membuat dia kaya akan ilmu pengetahuan.
Mengamalkan semua ilmu yang dipelajarinya, membuat dia taat dan rajin beribadah. Dan dengan ini pula melekat gelar "Tuanku Shaliah" di dirinya.
Syekh Mukaddam Sungai Rotan, Pariaman adalah ayahnya. Seorang ulama besar dan terkenal hebat di zamannya.